Jumat, 25 Januari 2013

ASKEP Anemia

ASKEP hepatitis



Diagnosa         :Hepatitis
A.    Pengertian
Hepatitis adalah suatu proses peradangan difus pada jaringan yang dapat disebabkan oleh infeksi virus dan oleh reaksi toksik terhadap obat-obatan serta bahan-bahan kimia.
Hepatitis virus merupakan infeksi sistemik oleh virus disertai nekrosis dan klinis, biokimia serta seluler yang khas.
Hepatitis virus merupakan infeksi sistemik oleh virus disertai nekrosis dan inflamasi pada sel hati yang menghasilkan kumpulan perubahan klinis, biokimia serta selular yang khas
B.     Etiologi

Tipe A
Tipe B
Tipe C
Tipe D
Tipe E
Metode transmisi
Fekal-oral melalui orang lain
Parenteral seksual, perinatal.
Parenteral jarang seksual, orang ke orang, perinatal
Parenteral perinatal, memerlukan koinfeksi dengan tipe B
Fekal oral
Keparahan
Tak ikterik dan asimtomatik
Parah
Menyebar luas,dapat berkembang sampai kronis.
Peningkatan insiden kronis dan gagal hepar akut
Sama dengan D
Sumber virus
Darah, feces, saliva
Darah, saliva, semen, sekresi vagina
Terutama melalui darah
Melalui darah
Darah, feces, saliva
Alkohol
Menyebabkan alkohol hepatitis dan selanjutnya menjadi alkohol sirosis.
C.     Tanda dan Gejala
1.      Masa tunas
Virus A : 15-45 hari (rata-rata 25 hari).
Virus B : 40-180 hari (rata-rata 75 hari).
Virus non A dan non B : 15-150 hari (rata-rata 50 hari).
2.      Fase Pre Ikterik
Keluhan umumnya tidak khas. Keluhan yang disebabkan infeksi virus berlangsung sekitar 2-7 hari. Nafsu makan menurun (pertama kali timbul), nausea, vomitus, perut kanan atas (ulu hati) dirasakan sakit. Seluruh badan pegal-pegal terutama di pinggang, bahu dan malaise, lekas capek terutama sore hari, suhu badan meningkat sekitar 39oC berlangsung selama 2-5 hari, pusing, nyeri persendian. Keluhan gatal-gatal mencolok pada hepatitis virus B.
3.      Fase Ikterik
Urine berwarna seperti teh pekat, tinja berwarna pucat, penurunan suhu badan disertai dengan bradikardi. Ikterus pada kulit dan sklera yang terus meningkat pada minggu I, kemudian menetap dan baru berkurang setelah 10-14 hari. Kadang-kadang disertai gatal-gatal pasa seluruh badan, rasa lesu dan lekas capai dirasakan selama 1-2 minggu.
4.      Fase penyembuhan
Dimulai saat menghilangnya tanda-tanda ikterus, rasa mual, rasa sakit di ulu hati, disusul bertambahnya nafsu makan, rata-rata 14-15 hari setelah timbulnya masa ikterik. Warna urine tampak normal, penderita mulai merasa segar kembali, namun lemas dan lekas capai.
D.    Pathways

Pengaruh alkohol, virus hepatitis, toksik
 


            Hipertemi                                     Inflamasi pada hepar                peregangan kapsula hati
 

Perubahan keperawatan                      Gangguan suplai darah normal pada               hepatomegali
     Sel – sel darah
                                                                                                                                Perasaan tidak nyaman
                                                                                                                                                     dikuadran kanan atas
HEPATITIS
 
                                                                                                                                                                        
gangguan metabolisme kabohidrat                 
   lemak dan protein                                                                     nyeri                      
                        
                                                                                                                                         anoreksia
         
Gglikogenesis         Gglikogenesis                                                                                          perubahan nutrisi kurang
Menurun                   menurun                                                                                dari kebutuhan
                                                                                                       

Glikogen dalam hepar berkurang

Glikogenesis menurun
                                          
Glukosa dalam darah berkurang

            Cepat lelah                                                keletihan      
E.     Komplikasi
Komplikasi yang mungkin terjadi adalah :
1.      Komplikasi akut : Kern Ikterik pada bayi dan anak, coma hepatikum.
2.      Komplikasi yang menahun : Serosis Hepatis, Hepatoma, Hematemesis Melena.
F.      Penatalaksanaan
1.      Laboratorium
·         Pemeriksaan pigmen
·         urobilirubin direk
·         bilirubun serum total
·         bilirubin urine
·         urobilinogen urine
·         urobilinogen feses
2.      Pemeriksaan protein
·         protein totel serum
·         albumin serum
·         globulin serum
·         HbsAG
3.      Waktu protombin
espon waktu protombin terhadap vitamin K
4.      Pemeriksaan serum transferase dan transaminase
·         AST atau SGOT
·         ALT atau SGPT
·         LDH
·         Amonia serum
5.      Radiologi
·         foto rontgen abdomen
·         pemindahan hati denagn preparat technetium, emas, atau rose bengal yang berlabel radioaktif
·         kolestogram dan kalangiogram
·         arteriografi pembuluh darah seliaka
6.       Pemeriksaan tambahan
·         Laparoskopi
·         biopsi hati
G.    Masalah keperawatan
1.    Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan perasaan tidak nyaman di kuadran atas, gangguan absorbsi dan metabolisme pencernaan makanan, kegagalan masukan untuk memenuhi kebutuhan metabolik karena anoreksia, mual dan muntah.
2.    Hypertermi berhubungan dengan invasi agent dalam sirkulasi darah sekunder terhadap inflamasi hepar.
3.    Gangguan rasa nyeri b.d hipertropi hepar
H.    Penatalaksanaan medis
1.    Pencegahan
a.       Hepatitis virus B. penderita hepatitis sampai enam bulan sebaiknya tidak menjadi donor darah karena dapat menular melalui darah dan produk darah.
b.      pemberian imonoglubin dalam pencegahan hepatitis infeksiosa memberi pengaruh yang baik. Diberikan dalam dosis 0,02ml / kg BB, intramuskular.
2.    Obat-obatan terpilih.
a.       Kortikosteroid. Pemberian bila untuk penyelamatan nyawa dimana ada reaksi imun yang berlebihan.
Contoh :
1)      Hidrocotison 100 mg intravena tiap 6 jam.
2)      Interveron, hanya diberi pada kasus –kasus agak berat.
3)      Starting dosis 40 mg / hr dan dikurangi secara bertahap sampai berhenti sesudah 6 minggu.
b.      Antibiotik, misalnya Neomycin 4 x 1000 mg / hr peroral
c.        Lactose 3 x (30-50) ml peroral.
d.      Vitamin K dengan kasus kecenderungan perdarahan 10 mg/ hr intravena.
3.    Istirahat, pada periode akut dan keadaan lemah diberikan cukup istirahat.
4.    Jika penderita enak, tidak napsu makan atau muntah – muntah sebaiknya di berikan infus glukosa. Jika napsu makan telah kembali diberikan makanan yang cukup.
5.    Bila penderita dalam keadaan prekoma atau koma, berikan obat – obatan yang mengubah susunan feora usus, isalnya neomisin ataukanamycin samapi dosis total 4-6 mg / hr. laktosa dapat diberikan peroral, dengan pegangan bahwa harus sedemikian banyak sehingga Ph feces berubah menjadi asam.
I.       Fokus intervensi keperawatan
1.    Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kegagalan masukan untuk memenuhi kebutuhan metabolik (anoreksia, mual/muntah), gangguan absorbsi dan dengan kurang minat terhadap makanan, nyeri abdomen, penurunan BB.
Kriteria hasil:
                                                                        a.      Menunjukan perilaku perubahan pola hidup untuk meningkatkan/mempertahankan berat badan yang sesuai.
                                                                        b.      Menunjukan peningkatan berat badan mencapai tujuan dengan nilai laboratorium normal dan bebas tanda malnutrisi.
Intervensi:
a.      Awasi pemasukan diet/ jumalah kalori.
b.      Berikan perawatan mulut sebelum makan.
c.       Anjurkan makan pada posisi duduk tegak.
d.      Kolaborasi:
Konsul pada ahli diet, dukungan tim nutrisi untuk memberikan diet sesuai kebutuhan pasien, dengan masukan lemak dan protein sesuai toleransi.

2.    Hypertermi berhubungan dengan invasi agent dalam sirkulasi darah sekunder terhadap inflamasi hepar
NOC: Thermoregulation
a.         Temperature kulit sesuai yang diharapkan
b.        Temperatur tubuh sesuai yang diharapkan
c.         Tidak ada sakit kepala
NIC:
a.         Monitor suhu sesering mungkin
b.        Monitor IWL
c.         Monitor warna dan suhu kulit
3.    Gangguan rasa nyeri b.d hipertropi hepar
NOC : paint level
a.         Melaporkan adanya nyeri
b.        frekuensi nyari
c.         pernyataan nyeri
d.        panjangnya episode nyeri
e.         kurangnya istirahat
NIC : Paint Management
a.  lakukan pengkajian nyeri secara komperhensif
b. observasi reaksi non verbal dari ketidaknyamanan
c.  pilih dan lakukan penanganan nyeri



































DAFTAR PUSTAKA
Corwin, Elizabeth J, Buku Saku Patofisiologi, penerbit buku kedoteran EGC Jakarta, 2000.
Doengoes, Marilynn E. Et al. 1999, Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta Penerbit Buku Kedokteran, EGC.
Smeltzer, Suzanne C, Buku Ajar Keperawatan medikal-bedah Brunner dan Suddatrh edisi 8, Jakarta: EGC, 2001.
Syaifuddin, H. Anatomi Fisisologi untuk siswa perawat, edisi 2, penerbit buku kedokteran EGC, Jakarta.