Diagnosa :Hepatitis
A. Pengertian
Hepatitis adalah suatu proses
peradangan difus pada jaringan yang dapat disebabkan oleh infeksi virus dan
oleh reaksi toksik terhadap obat-obatan serta bahan-bahan kimia.
Hepatitis virus merupakan infeksi
sistemik oleh virus disertai nekrosis dan klinis, biokimia serta seluler yang
khas.
Hepatitis virus merupakan infeksi sistemik
oleh virus disertai nekrosis dan inflamasi pada sel hati yang menghasilkan
kumpulan perubahan klinis, biokimia serta selular yang khas
B.
Etiologi
|
Tipe A
|
Tipe B
|
Tipe C
|
Tipe D
|
Tipe E
|
Metode transmisi
|
Fekal-oral
melalui orang lain
|
Parenteral
seksual, perinatal.
|
Parenteral jarang
seksual, orang ke orang, perinatal
|
Parenteral perinatal,
memerlukan koinfeksi dengan tipe B
|
Fekal oral
|
Keparahan
|
Tak ikterik dan
asimtomatik
|
Parah
|
Menyebar
luas,dapat berkembang sampai kronis.
|
Peningkatan
insiden kronis dan gagal hepar akut
|
Sama dengan D
|
Sumber virus
|
Darah, feces,
saliva
|
Darah, saliva,
semen, sekresi vagina
|
Terutama melalui
darah
|
Melalui darah
|
Darah, feces,
saliva
|
Alkohol
Menyebabkan alkohol hepatitis dan
selanjutnya menjadi alkohol sirosis.
C. Tanda dan Gejala
1.
Masa tunas
Virus
A : 15-45 hari (rata-rata 25 hari).
Virus
B : 40-180 hari (rata-rata 75 hari).
Virus
non A dan non B : 15-150 hari (rata-rata 50 hari).
2.
Fase Pre Ikterik
Keluhan
umumnya tidak khas. Keluhan yang disebabkan infeksi virus berlangsung sekitar
2-7 hari. Nafsu makan menurun (pertama kali timbul), nausea, vomitus, perut
kanan atas (ulu hati) dirasakan sakit. Seluruh badan pegal-pegal terutama di
pinggang, bahu dan malaise, lekas capek terutama sore hari, suhu badan
meningkat sekitar 39oC berlangsung selama 2-5 hari, pusing, nyeri persendian.
Keluhan gatal-gatal mencolok pada hepatitis virus B.
3.
Fase Ikterik
Urine
berwarna seperti teh pekat, tinja berwarna pucat, penurunan suhu badan disertai
dengan bradikardi. Ikterus pada kulit dan sklera yang terus meningkat pada
minggu I, kemudian menetap dan baru berkurang setelah 10-14 hari. Kadang-kadang
disertai gatal-gatal pasa seluruh badan, rasa lesu dan lekas capai dirasakan
selama 1-2 minggu.
4.
Fase penyembuhan
Dimulai
saat menghilangnya tanda-tanda ikterus, rasa mual, rasa sakit di ulu hati,
disusul bertambahnya nafsu makan, rata-rata 14-15 hari setelah timbulnya masa
ikterik. Warna urine tampak normal, penderita mulai merasa segar kembali, namun
lemas dan lekas capai.
D.
Pathways
Pengaruh alkohol,
virus hepatitis, toksik
Hipertemi Inflamasi pada hepar peregangan kapsula hati
Perubahan
keperawatan Gangguan suplai
darah normal pada
hepatomegali
Sel – sel darah
Perasaan
tidak nyaman
dikuadran kanan atas
|
gangguan
metabolisme kabohidrat
lemak dan protein nyeri
anoreksia
Gglikogenesis Gglikogenesis perubahan
nutrisi kurang
Menurun menurun
dari kebutuhan
Glikogen
dalam hepar berkurang
Glikogenesis menurun
Glukosa
dalam darah berkurang
Cepat lelah
keletihan
E. Komplikasi
Komplikasi
yang mungkin terjadi adalah :
1.
Komplikasi akut : Kern Ikterik pada bayi
dan anak, coma hepatikum.
2.
Komplikasi yang menahun : Serosis
Hepatis, Hepatoma, Hematemesis Melena.
F. Penatalaksanaan
1.
Laboratorium
·
Pemeriksaan pigmen
·
urobilirubin direk
·
bilirubun serum total
·
bilirubin urine
·
urobilinogen urine
·
urobilinogen feses
2. Pemeriksaan
protein
·
protein totel serum
·
albumin serum
·
globulin serum
·
HbsAG
3.
Waktu protombin
espon waktu protombin terhadap vitamin K
4. Pemeriksaan
serum transferase dan transaminase
·
AST atau SGOT
·
ALT atau SGPT
·
LDH
·
Amonia serum
5.
Radiologi
·
foto rontgen abdomen
·
pemindahan hati denagn
preparat technetium, emas, atau rose bengal yang berlabel radioaktif
·
kolestogram dan
kalangiogram
·
arteriografi pembuluh darah seliaka
6.
Pemeriksaan tambahan
·
Laparoskopi
·
biopsi hati
G. Masalah keperawatan
1.
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh berhubungan dengan perasaan tidak nyaman di kuadran atas, gangguan
absorbsi dan metabolisme pencernaan makanan, kegagalan masukan untuk memenuhi
kebutuhan metabolik karena anoreksia, mual dan muntah.
2.
Hypertermi berhubungan dengan invasi
agent dalam sirkulasi darah sekunder terhadap inflamasi hepar.
3.
Gangguan
rasa nyeri b.d hipertropi hepar
H. Penatalaksanaan medis
1.
Pencegahan
a.
Hepatitis virus B. penderita hepatitis
sampai enam bulan sebaiknya tidak menjadi donor darah karena dapat menular
melalui darah dan produk darah.
b.
pemberian imonoglubin dalam pencegahan
hepatitis infeksiosa memberi pengaruh yang baik. Diberikan dalam dosis 0,02ml /
kg BB, intramuskular.
2.
Obat-obatan terpilih.
a.
Kortikosteroid. Pemberian bila untuk
penyelamatan nyawa dimana ada reaksi imun yang berlebihan.
Contoh :
1)
Hidrocotison 100 mg intravena tiap 6
jam.
2)
Interveron, hanya diberi pada kasus
–kasus agak berat.
3)
Starting dosis 40 mg / hr dan dikurangi
secara bertahap sampai berhenti sesudah 6 minggu.
b.
Antibiotik, misalnya Neomycin 4 x 1000
mg / hr peroral
c.
Lactose 3 x (30-50) ml peroral.
d.
Vitamin K dengan kasus kecenderungan
perdarahan 10 mg/ hr intravena.
3.
Istirahat, pada periode akut dan keadaan
lemah diberikan cukup istirahat.
4.
Jika penderita enak, tidak napsu makan
atau muntah – muntah sebaiknya di berikan infus glukosa. Jika napsu makan telah
kembali diberikan makanan yang cukup.
5.
Bila penderita dalam keadaan prekoma
atau koma, berikan obat – obatan yang mengubah susunan feora usus, isalnya
neomisin ataukanamycin samapi dosis total 4-6 mg / hr. laktosa dapat diberikan
peroral, dengan pegangan bahwa harus sedemikian banyak sehingga Ph feces
berubah menjadi asam.
I. Fokus intervensi keperawatan
1.
Perubahan nutrisi
kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kegagalan masukan untuk memenuhi
kebutuhan metabolik (anoreksia, mual/muntah), gangguan absorbsi dan dengan
kurang minat terhadap makanan, nyeri abdomen, penurunan BB.
Kriteria hasil:
a.
Menunjukan perilaku
perubahan pola hidup untuk meningkatkan/mempertahankan berat badan yang sesuai.
b.
Menunjukan peningkatan berat badan mencapai tujuan
dengan nilai laboratorium normal dan bebas tanda malnutrisi.
Intervensi:
a.
Awasi pemasukan diet/ jumalah kalori.
b.
Berikan perawatan mulut sebelum makan.
c.
Anjurkan makan pada posisi duduk tegak.
d.
Kolaborasi:
Konsul pada ahli diet, dukungan tim nutrisi untuk
memberikan diet sesuai kebutuhan pasien, dengan masukan lemak dan protein
sesuai toleransi.
2.
Hypertermi berhubungan dengan invasi
agent dalam sirkulasi darah sekunder terhadap inflamasi hepar
NOC:
Thermoregulation
a.
Temperature kulit
sesuai yang diharapkan
b.
Temperatur tubuh
sesuai yang diharapkan
c.
Tidak ada sakit
kepala
NIC:
a.
Monitor suhu
sesering mungkin
b.
Monitor IWL
c.
Monitor warna dan
suhu kulit
3.
Gangguan
rasa nyeri b.d hipertropi hepar
NOC : paint level
a.
Melaporkan adanya
nyeri
b.
frekuensi nyari
c.
pernyataan nyeri
d.
panjangnya episode
nyeri
e.
kurangnya istirahat
NIC : Paint Management
a. lakukan pengkajian nyeri secara komperhensif
b. observasi reaksi non verbal dari ketidaknyamanan
c. pilih dan lakukan penanganan nyeri
DAFTAR PUSTAKA
Corwin,
Elizabeth J, Buku Saku Patofisiologi, penerbit buku kedoteran EGC
Jakarta, 2000.
Doengoes,
Marilynn E. Et al. 1999, Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta Penerbit
Buku Kedokteran, EGC.
Smeltzer,
Suzanne C, Buku Ajar Keperawatan medikal-bedah Brunner dan Suddatrh edisi
8, Jakarta: EGC, 2001.
Syaifuddin,
H. Anatomi Fisisologi untuk siswa perawat, edisi 2, penerbit buku
kedokteran EGC, Jakarta.
Saya butuh pinjaman buat modal usaha saya.
BalasHapus