BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Sedekah
asal kata bahasa Arab shadaqoh yang berarti suatu pemberian yang diberikan oleh
seorang muslim kepada orang lain secara spontan dan sukarela tanpa dibatasi
oleh waktu dan jumlah tertentu. Juga berarti suatu pemberian yang diberikan
oleh seseorang sebagai kebajikan yang mengharap ridho Allah SWT dan pahala
semata. Sedekah dalam pengertian di atas oleh para fuqaha (ahli fikih) disebut
sadaqah at-tatawwu' (sedekah secara spontan dan sukarela).
Menurut
Imam Nawawi oreang yang suka bersedekah adalah orang yang benar-benar beriman
secara lahir dan batin, dia membuktikan keimanannya dengan bersedekah
(Abdurrahman 2009, hh. 1)
B.
Hukum
Sedekah
Sedekah
hukumnya sunah, sama dengan hukum infak. Ketentuannya juga sama dengan infak.
Namun ada perbedaan antara infak dan sedekah. Infak hanya berkaitan dengan
pemberian berupa harta. Sedangkan sedekah, tidak terbatas kepada harta saja.
Contoh sedekah yang bukan harta, kita dapat bersedekah dengan membaca tasbih,
takbir, dan tahmid. Menyuruh kepada kebaikan dan melarang keburukan. Setiap
kebaikan adalah sedekah (Abdurrahman 2009, h. 1-2)
C.
Perintah
bersedekah
Islam
mengajarkan kepada kita untuk senantiasa menolong orang lain tentu saja dalam
hal ini tolong-menolong dalam kebajikan dan takwa, sebagaimana firman Allah
dalam Surah Al-maa’idah (5) ayat 2. Salah satu bentuk pertolongan itu adalah
dengan bersedekah atau menginfakan sebagian harta kita kepada orang yang
membutuhkannya. Bahkan, Allah menolong kita selama kita mau menolong orang
lain.
Rasulullah
Saw bersabda “Dan Allah akan menolong seorang hamba selama hamba itu menolong
saudaranya” (HR Muslim).
Di
dalam Alquran banyak sekali ayat yang menganjurkan kaum Muslimin untuk
senantiasa memberikan sedekah. Di antara ayat yang dimaksud adalah firman Allah
SWT yang artinya:
''Tidak
ada kebaikan pada kebanyakan bisikan-bisikan mereka, kecuali bisikan-bisikan
dari orang yang menyuruh (manusia) memberi sedekah, atau berbuat ma'ruf atau
mengadakan perdamaian di antara manusia. Dan barangsiapa yang berbuat demikian
karena mencari keridhaan Allah, maka kelak Kami akan memberi kepadanya pahala
yang besar.'' (QS An Nisaa [4]: 114).
D.
Keutamaan
Sedekah
Allah
Subhanahu Wa Ta’ala benar-benar memuliakan orang-orang yang bersedekah. Ia
menjanjikan banyak keutamaan dan balasan yang menakjubkan bagi orang-orang yang
gemar bersedekah. Terdapat ratusan dalil yang menceritakan keberuntungan,
keutamaan, kemuliaan orang-orang yang bersedekah. Ibnu Hajar Al Haitami
mengumpulkan ratusan hadits mengenai keutamaan sedekah dalam sebuah kitab yang
berjudul Al Inaafah Fimaa Ja’a Fis Shadaqah Wad Dhiyaafah, meskipun hampir
sebagiannya perlu dicek keshahihannya. Banyak keutamaan ini seakan-akan seluruh
kebaikan terkumpul dalam satu amalan ini, yaitu sedekah. Maka, sungguh mengherankan
bagi orang-orang yang mengetahui dalil-dalil tersebut dan ia tidak terpanggil
hatinya serta tidak tergerak tangannya untuk banyak bersedekah.
Diantara
keutamaan bersedekah antara lain :
1. Sedekah
dapat menghapus dosa.
Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda:
“Sedekah dapat
menghapus dosa sebagaimana air memadamkan api.” (HR. Tirmidzi, di shahihkan Al
Albani dalam Shahih At Tirmidzi, 614)
Diampuninya dosa dengan
sebab sedekah di sini tentu saja harus disertai taubat atas dosa yang
dilakukan. Tidak sebagaimana yang dilakukan sebagian orang yang sengaja
bermaksiat, seperti korupsi, memakan riba, mencuri, berbuat curang, mengambil
harta anak yatim, dan sebelum melakukan hal-hal ini ia sudah merencanakan untuk
bersedekah setelahnya agar ‘impas’ tidak ada dosa. Yang demikian ini tidak
dibenarkan karena termasuk dalam merasa aman dari makar Allah, yang merupakan
dosa besar. Allah Ta’ala berfirman:
“Maka apakah mereka
merasa aman dari azab Allah? Tiada yang merasa aman dan azab Allah kecuali
orang-orang yang merugi.” (QS. Al A’raf: 99)
2. Orang
yang bersedekah akan mendapatkan naungan di hari akhir.
Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam menceritakan tentang 7 jenis manusia yang mendapat naungan di
suatu, hari yang ketika itu tidak ada naungan lain selain dari Allah, yaitu
hari akhir. Salah satu jenis manusia yang mendapatkannya adalah:
“Seorang yang
bersedekah dengan tangan kanannya, ia menyembunyikan amalnya itu sampai-sampai
tangan kirinya tidak mengetahui apa yang disedekahkan oleh tangan kanannya.”
(HR. Bukhari no. 1421)
3. Sedekah
memberi keberkahan pada harta.
Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda:
“Harta tidak akan
berkurang dengan sedekah. Dan seorang hamba yang pemaaf pasti akan Allah
tambahkan kewibawaan baginya.” (HR. Muslim, no. 2588)
Apa yang dimaksud
hartanya tidak akan berkurang? Dalam Syarh Shahih Muslim, An Nawawi
menjelaskan: “Para ulama menyebutkan bahwa yang dimaksud disini mencakup 2 hal:
Pertama, yaitu hartanya diberkahi dan dihindarkan dari bahaya. Maka pengurangan
harta menjadi ‘impas’ tertutupi oleh berkah yang abstrak. Ini bisa dirasakan
oleh indera dan kebiasaan. Kedua, jika secara dzatnya harta tersebut berkurang,
maka pengurangan tersebut ‘impas’ tertutupi pahala yang didapat, dan pahala ini
dilipatgandakan sampai berlipat-lipat banyaknya.”
4. Allah
melipatgandakan pahala orang yang bersedekah.
Allah Ta’ala berfirman:
“Sesungguhnya
orang-orang yang bersedekah baik laki-laki maupun perempuan dan meminjamkan
kepada Allah pinjaman yang baik, niscaya akan dilipat-gandakan (ganjarannya)
kepada mereka; dan bagi mereka pahala yang banyak.” (Qs. Al Hadid: 18)
5. Terdapat
pintu surga yang hanya dapat dimasuki oleh orang yang bersedekah.
“Orang memberikan
menyumbangkan dua harta di jalan Allah, maka ia akan dipanggil oleh salah satu
dari pintu surga: “Wahai hamba Allah, kemarilah untuk menuju kenikmatan”. Jika
ia berasal dari golongan orang-orang yang suka mendirikan shalat, ia akan
dipanggil dari pintu shalat, yang berasal dari kalangan mujahid, maka akan
dipanggil dari pintu jihad, jika ia berasal dari golongan yang gemar bersedekah
akan dipanggil dari pintu sedekah.”(HR. Bukhari no.3666, Muslim no. 1027)
6. Sedekah
akan menjadi bukti keimanan seseorang.
Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda:
“Sedekah adalah bukti.”
(HR. Muslim no.223)
An Nawawi menjelaskan:
“Yaitu bukti kebenaran imannya. Oleh karena itu shadaqah dinamakan demikian
karena merupakan bukti dari Shidqu Imanihi (kebenaran imannya)”
7. Sedekah
dapat membebaskan dari siksa kubur.
Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda:
“Sedekah akan
memadamkan api siksaan di dalam kubur.” (HR. Thabrani, di shahihkan Al Albani
dalam Shahih At Targhib, 873)
8. Sedekah
dapat mencegah pedagang melakukan maksiat dalam jual-beli
Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda:
“Wahai para pedagang,
sesungguhnya setan dan dosa keduanya hadir dalam jual-beli. Maka hiasilah
jual-beli kalian dengan sedekah.” (HR. Tirmidzi no. 1208, ia berkata: “Hasan
shahih”)
9. Orang yang bersedekah merasakan dada yang
lapang dan hati yang bahagia.
Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam memberikan permisalan yang bagus tentang orang yang dermawan
dengan orang yang pelit:
“Perumpamaan orang yang
pelit dengan orang yang bersedekah seperti dua orang yang memiliki baju besi,
yang bila dipakai menutupi dada hingga selangkangannya. Orang yang bersedekah,
dikarenakan sedekahnya ia merasa bajunya lapang dan longgar di kulitnya.
Sampai-sampai ujung jarinya tidak terlihat dan baju besinya tidak meninggalkan
bekas pada kulitnya. Sedangkan orang yang pelit, dikarenakan pelitnya ia
merasakan setiap lingkar baju besinya merekat erat di kulitnya. Ia berusaha
melonggarkannya namun tidak bisa.”
E.
Saran-saran bagi seseorang yang akan
melakukan sedekah
Banyak saran-saran yang dapat menjadi masukan bagi seseorang
yang akan melakukan sedekah sebagai terapi ilahiyah untuk penyakit yang
dideritanya atau sanak keluarganya.
1.
Niat dan Yakin.
Semua pekerjaan apapun yang akan dilakukan, baik buruk
hasilnya ditentukan oleh niat pelakunya. Niatkan beramal sedekah untuk kesembuhan
penyakit yang diderita. Rasulullah saw bersabda:
”Sesungguhnya amal itu tergantung dengan niatnya, Dan
sesungguhnya seseorang itu akan mendapatkan sesuatu sesuai dengan apa yang
diniatkannya.” (HR
Bukhari). Serta yakin dan berperasangka baik, bahwa Allah akan mengabulkan niat
kita.
2.
Bersedekah dengan yang Terbaik
Allah Maha Baik, dan tidak akan menerima kecuali yang
baik-baik saja. Dengan demikian, layaknya kita besedekah dengan harta atau
barang yang baik. Allah swt berfirman:”Hai orang-orang yang beriman,
nafkahkanlah (di jalan Allah) sebagian dai hasil usahamu yang baik-baik dan
sebagian dari apa yang Kami keluarkan dari bumi untuk kamu. Dan janganlah kamu
memilih yang buruk-buruk lalu kamu menafkahkan daripadanya. Padahal kamu
sendiri tidak mau mengambilnya melainkan dengan memicingkan mata terhadapnya.
Dan ketahuilah, bahwa Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji.” (Qs
Al-Baqarah ayat 267 ). Ada pendapat dalam hal ini, yang dimaksud harta
yang baik, baik secara kualitas dan kuantitas sesuai dengan firman Allah
dalam surat Ali Imran ayat 92 :”Kamu sekali-kali tidak
sampai kepada kebaikan (yang sempurna), hingga kamu menafkahkan sebagian harta
yang kamu cintai. Dan apa saja yang kamu nafkahkan, maka sesungguhnya Allah
mengetahuinya.” Selain itu juga baik dalam mendapatkannya sehingga
berstatus halal. Sabda Rasulullah saw:”Barangsiapa yang mengumpulkan harta
yang haram, kemudian bersedekah dengannya, maka tidak ada pahala baginya, dan
dosanya akan ditimpakan kepadanya .
3.
Ikhlas
Ikhlas adalah landasan semua amaliah termasuk bersedekah
untuk menggapai ridha Allah swt. Walaupun kita seakan-akan memiliki tendensi
lain dalam bersedekah, yakni ingin mendapatkan kesembuhan dari penyakit yang
menyerang. Meniatkan sedekah untuk kesembuhan, Insya Allah tidak meniadakan
eksistensi keikhlasan yang murni karena Allah swt.
Sebuah amalan yang dilandasi keikhlasan yang besar dan
sempurna, tentu juga akan mendapatkan balasan yang besar dan sempurna juga. Ada
tujuh golongan yang dijamin selamat dan dilindungi oleh Allah di hari yang
tidak ada perlindungan selain perlindungan-Nya, Rasulullah saw menyebutkan
diantaranya adalah: “….Dan seseoang yang mengeluarkan sedekah kemudian
menyembunyikannya, sehingga tangan kirinya tidak mengetahui apa yang telah
diinfakkan oleh tangan kanannya……”.Realisasi lain dari keikhlasan dalam
sedekah di firmankan oleh Allah swt :”Hai orang-orang yang beriman,
janganlah kamu menghilangkan (pahala) sedekahmu denga menyebut-nyebutnya dan
menyakiti (perasaan si penerima), seperti orang yang menafkahkan hartanya
karena riya’ kepada manusia dan dia tidak beriman kepada Allah dan hari
kemudian. Maka perumpamaan orang itu seperti batu licin yang di atasnya ada
tanah, kemudian batu itu ditimpa hujan lebat , lalu menjadilah Dia bersih
(tidak bertanah). Mereka tidak menguasai sesuatu pun dari apa yang mereka
usahakan; dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang –orang yang
kafir.” (Al. Baqarah ayat 264).
4.
Diberikan Tepat Sasaran
Sedekah sebaiknya diberikan kepada orang yang pantas untuk
diberi agar berkah. Orang yang benar-benar membutuhkan, anak yatim yang miskin,
shalih, dan bertakwa adalah sasaran yang tepat untuk bersedekah. Sabda
Rasulullah saw:”Janganlah engkau bersahabat kecuali dengan orang mukmin, dan
janganlah memakan makananmu kecuali orang bertakwa.” (HR.Tarmidzi
dan Abu Dawud). Sedekah tidak harus diberikan kepada manusia, sesuai hadits
Nabi saw:”Di dalam setiap apa yang bernyawa ada pahalanya.” Dari
hadits tersebut bisa dimaknai sedekah bisa diberikan kepada makhluk lain
termasuk binatang.
Bersedekah jangan menunggu datangnya cobaan ataupun sakit,
bersedekah yang utama adalah di saat kita dalam keadaan sehat. Diriwayatkan
dari Abu Hurairah ra, ia berkata: Seseorang datang menemui Rasulullah saw, dan
bertanya,”Wahai Rasulullah, sedekah yang bagaimanakah yang paling besar
pahalanya?” Beliau pun bersabda:”Hendaklah engkau bersedekah dalam
keadaan sehat, amat membutuhkannya, khawatir miskin, dan berangan-angan menjadi
orang kaya. Janganlah menunda-nunda (sedekah), sehingga jika ajal telah sampai
ke kerongkongan engkau berkata,’Untuk si fulan sekian, untuk si fulan sekian’.
Padahal harta itu memang untuk si fulan.” (HR.Bukhari dan Muslim).
F.
Dahsyatnya Sedekah
Sebagai umat muslim kita harus
banyak bersyukur, karena berdasarkan penelitian dan pengalaman empiris manusia,
muncul metode pengobatan yang sudah ada mulai jaman Rasulullah saw, yang
disebut pengobatan Ilahiyah. Pengobatan Ilahiyah akhir-akhir ini menjadi
sorotan para umat Islam yang dapat menjadi solusi “ajaib” untuk menyembuhkan
penyakit yang bersarang dalam tubuh manusia, ketika pengobatan medis
telah angkat tangan. Dalam edisi ini penulis akan mengangkat salah satu yang
diterapkan dalam pengobatan Illahiyah, yaitu salah satu amalan yang
diperintahkan Allah dan Rasul-Nya yang akan membawa dampak positif di dunia dan
di akherat, yaitu dengan ber-“sedekah”.
Banyak orang mungkin tidak mengerti
atau mungkin bahkan tidak tahu kalau “sedekah” memiliki khasiat dan kekuatan
yang amat dahsyat bagi umat manusia yang melaksanakannya. Mungkin oleh karena
sedekah adalah sebuah amaliah ibadah yang kurang diminati oleh mayoritas kaum
muslim, karena terkesan menyebabkan berkurangnya harta.
Untuk golongan orang awam, mungkin
mereka mengira semua hanya omong kosong atau mereka menganggap omongan
orang yang putus asa, bila mendengar bahwasanya “sedekah” merupakan salah satu
obat mujarab untuk semua penyakit. Di dalam ilmu kedokteran secara teoritis
ataupun praktek memang tidak ada, dan dipikir secara akal tidak mungkin semua
itu bisa. Tapi perlu diingat bahwa “ Allah Maha Segalanya “. Allah
berfirman :”Apabila Dia telah menetapkan sesuatu, maka Dia hanya
berkata kepadanya ,’Jadilah’, maka jadilah ia.” (Qs Maryam ayat 19).
Di surat Yaasiin ayat 82 Allah juga berfirman:”Sesungguhnya
perintah Allah jika menghendaki sesuatu hanya Kun (jadilah), maka terjadilah
apa yang dikehendaki Allah.” Itulah kekuasaan Allah. Sabda Rasulullah
saw yang diriwayatkan oleh Ummu Syarik:”Berobatlah, wahai haba-hamba Allah,
karena Allah tidak menciptakan penyakit kecuali juga menciptakan obatnya, kecuali
satu penyakit yaitu tua.” Dari Ibnu Abbas, Rasulullah saw bersabda:”Obat
termasuk takdir. Obat bermanfaat bagi siapa yang Allah kehendaki berupa apa
yang Allah kehendaki,”
G.
Sedekah Mengobati
Penyakit
Dari al-Hasan, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasalam
bersabda: “Obatilah orang-orang sakit kamu dengan sedekah”. (HR
ath-Thabrani dan al-Baihaqi, dan dihasankan oleh syaikh al-Albani dalam shahih
targhib no 744)
Suatu kisah nyata terjadi pada Imam al-Hakim Abu Abdillah
penulis kitab al mustadrak. Beliau pernah terkena penyakit borok di
wajahnya, ia sudah berusaha berobat dengan segala cara namun tak kunjung
sembuh. Beliaupun datang kepada abu Utsman ash-Shabuni agar mendo’akan
kesembuhan untuknya. Abu Utsman pun mendo’akannya di hari jum’at dan
banyak orang yang mengaminkan.
Di hari jum’at mendatang, datanglah seorang wanita membawa
secarik kertas dan bercerita bahwa ia telah bersungguh sungguh mendo’akan untuk
kesembuhan beliau. Lalu wanita itu bermimpi bertemu Rasulullah shallallahu
‘alaihi wasallam dan bersabda: “Katakan kepada abu abdillah.. Hendaklah ia
mengalirkan air untuk kaum muslimin.” Maka beliau pun segera membangun
sumur di dekat rumahnya dan menyediakan airnya untuk diminum oleh
manusia. Seminggu kemudian, tampak kesembuhan terlihat pada wajah beliau
dan akhirnya hilang sama sekali. Dan beliau hidup beberapa tahun setelah
itu. (Shahih targhib no 964)
Insya Allah sedekah yang sepadan dengan penyakit atau
musibah yang diderita bisa menjadi obat penyembuh. Bisa dengan
memberi makan orang fakir, menanggung beban anak yatim, mewakafkan harta,
atau mengeluarkan sedekah jariyah. Jika kesembuhan belum kunjung datang,
mungkin Allah memperpanjang sakit untuk sebuah hikmah yang dikehendaki-Nya atau
karena kemaksiatan yang menghalangi kesembuhan. Jika demikian cepatlah
bertaubat dan perbanyak doa di sepertiga malam terakhir.
Banyak pendapat para Ulama Salaf
tentang sedekah, yang merupakan amalan yang paling utama dari amalan-amalan
lain, diantaranya :
Umar berkata,”Sesungguhnya, di
akhirat kelak, amalan saling membanggakan diri. Maka sedekah berkata,”Aku yang
paling utama dari kalian (amalan-amalan lain).”
Abdul Aziz bin Umair berkata,”Shalat
mengantarkanmu menuju setengah perjalanan, puasa mengantarkanmu pada pintu
kerajaan, dan sedekah memasukanmu ke dalamnya.”
Di dalam kitab Ihya Ulumudin jilid 1
halaman 226, Ibnu Abi al-Ja’d menegaskankan,”Sesungguhnya sedekah menolak 70
pintu keburukan .”
Dalam pendapat lain, Yahya bin
Mu’adz dalam kitab al-Mustathraf beliau berkata,”Aku tidak tahu biji yang
timbangannya sebanding gunung di dunia kecuali dari sedekah.”
Pendapat lainnya, Ali bin Abi Thalib
berkata,” Siapa yang dikaruniakan harta oleh Allah, maka hendaknya
menyambung silaturrahmi, menghormati tamu, menyenangkan yang sedih dan tawanan,
orang yang dalam perjalanan (musafir), orang-orang fakir miskin, para mujahid,
dan hendaknya bersabar menghadapi musibah, karena dengan semua ini kemuliaan
dunia dan kebahagiaan di akhirat didapatkan.”
Abu Hatim as-Sibti berkata,”
Bakhil adalah pohon di neraka yang dahannya ada di dunia. Siapa yang bergantung
dengan dahan-dahannya, ia akan mendorongnya ke neraka. Sebagaimana dermawan
adalah pohon di surga dan dahan-dahannya di dunia. Siapa yang bergantung dengan
dahan-dahannya, maka ia akan mendorongnya ke surga, dan surga adalah rumah
orang-orang dermawan.”
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman,
Fuad 2009, Kehebatan Sedekah, PT
Mizan Pustaka, Bandung.
Admin,
2012, Dahsyatnya Sedekah Di Bulan
Ramadhan, Diposkan tanggal 31 Juli 2012, http://brc-cibaduyut.com/dahsyatnya-sedekah-di-bulan-ramadhan/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar