A.
Definisi
Penyakit Jantung Reumatik
Penyakit Jantung Reumatik adalah Penyakit
yang ditandai dengan kerusakan pada katup jantung akibat serangan karditis
reumatik akut yang berulang kali. Demam reumatik akut merupakan penyakit yang
terjadi sesudah infeksi streptococcus beta hemolyticus grup A seperti
tonsilitis, faringitis atau otitis media (Kapita Selekta Kedokteran edisi 2).
Penyakit jantung reumatik adalah sebuah
kondisi dimana terjadi kerusakan permanen dari katup-katup jantung yang
disebabkan oleh demam reumatik. Penyakit Jantung Rematik (PJR) atau dalam
bahasa medisnya Rheumatic
Heart Disease (RHD) adalah
suatu kondisi dimana terjadi kerusakan pada katup jantung yang bisa berupa
penyempitan atau kebocoran, terutama katup mitral (stenosis katup mitral)
sebagai akibat adanya gejala sisa dari Demam Rematik(DR).
Dibawah usia
4 tahun dan penduduk di atas 50 tahun.
Seseorang yang mengalami demam rematik apabila tidak ditangani secara adekuat, Maka sangat mungkin sekali mengalami serangan penyakit jantung rematik. Infeksi oleh kuman Streptococcus Beta Hemolyticus group A yang menyebabkan seseorang mengalami demam rematik dimana diawali terjadinya peradangan pada saluran tenggorokan, dikarenakan penatalaksanaan dan pengobatannya yang kurah terarah menyebabkan racun/toxin dari kuman ini menyebar melalui sirkulasi darah dan mengakibatkan peradangan katup jantung. Akibatnya daun-daun katup mengalami perlengketan sehingga menyempit, atau menebal dan mengkerut sehingga kalau menutup tidak sempurna lagi dan terjadi kebocoran.
Seseorang yang mengalami demam rematik apabila tidak ditangani secara adekuat, Maka sangat mungkin sekali mengalami serangan penyakit jantung rematik. Infeksi oleh kuman Streptococcus Beta Hemolyticus group A yang menyebabkan seseorang mengalami demam rematik dimana diawali terjadinya peradangan pada saluran tenggorokan, dikarenakan penatalaksanaan dan pengobatannya yang kurah terarah menyebabkan racun/toxin dari kuman ini menyebar melalui sirkulasi darah dan mengakibatkan peradangan katup jantung. Akibatnya daun-daun katup mengalami perlengketan sehingga menyempit, atau menebal dan mengkerut sehingga kalau menutup tidak sempurna lagi dan terjadi kebocoran.
B. Etiologi
Penyakit
jantung reumatik (PJR) merupakan komplikasi yang membahayakan dari demam
reumatik. Katup-katup jantung tersebut rusak karena proses perjalanan penyakit
yang dimulai dengan infeksi tenggorokan yang disebabkan oleh bakteri Streptococcus
β hemoliticus tipe A (contoh: Streptococcus pyogenes), yang bisa
menyebabkan demam reumatik. Kurang lebih 39 %
pasien dengan demam reumatik akut bisa terjadi kelainan pada jantung mulai dari
insufisiensi katup, gagal jantung, perikarditis bahkan kematian. Dengan
penyakit jantung reumatik yang kronik, pada pasien bisa terjadi stenosis katup
dengan derajat regurgitasi yang berbeda-beda, dilatasi atrium, aritmia dan
disfungsi ventrikel. Penyakit jantung reumatik masih menjadi penyebab stenosis
katup mitral dan penggantian katup pada orang dewasa di Amerika Serikat.
C. Tanda dan Gejala
Demam
reumatik akut ditandai oleh demam berkepanjangan, jantung berdebar keras,
kadang cepat lelah. Puncak insiden demam rematik terdapat pada kelompok usia
5-15 tahun, penyakit ini jarang dijumpai pada anak
Gambaran klinis umumnya dimulai dengan
demam remiten yang tidak melebihi 39o C atau artritis yang timbul
setelah 2 sampai 3 minggu setelah infeksi. Demam dapat berlangsung berkali-kali
dengan tanda-tanda umum berupa malaise, astenia dan penurunan berat badan.
Sakit persendian dapat berupa atralgia yaitu nyeri persendian dengan
tanda-tanda panas, merah, bengkak atau nyeri tekan dan keterbatasan gerak.
Atritis
pada demam reumatik dapat mengenai beberapa sendi secara bergantian.
Manifestasi lain berupa pankarditis (endokarditis, miokarditis dan
perikarditis), nodul subkutan, eritema marginatum, korea dan nyeri abdomen.
D. Patofisiologi
Menurut hipotesa Kaplan dkk (1960) dan Zabriskie (1966), DR terjadi
karena terdapatnya proses autoimun atau antigenic similarity antara jaringan
tubuh manusia dan antigen somatic streptococcus. Apabila tubuh terinfeksi oleh
Streptococcus beta-hemolyticus grup A maka terhadap antigen asing ini segera
terbentuk reaksi imunologik yaitu antibody. Karena sifat antigen ini sama maka
antibody tersebut akan menyerang juga komponen jaringan tubuh dalam hal ini
sarcolemma myocardial dengan akibat terdapatnya antibody terhadap jaringan
jantung dalam serum penderiat DR dan jaringan myocard yang rusak. Salah satu
toxin yang mungkin berperanan dalam kejadian DR ialah stretolysin titer 0,
suatu produk extraseluler Streptococcus beta-hemolyticus grup A yang dikenal
bersifat toxik terhadap jaringan myocard.
Beberapa di antara berbagai antigen somatic streptococcal menetap untuk waktu singkat dan yang lain lagi untuk waktu yang cukup lama. Serum imunologlobulin akan meningkat pada penderita sesudah mendapat radang streptococcal terutama Ig G dan A.
Beberapa di antara berbagai antigen somatic streptococcal menetap untuk waktu singkat dan yang lain lagi untuk waktu yang cukup lama. Serum imunologlobulin akan meningkat pada penderita sesudah mendapat radang streptococcal terutama Ig G dan A.
Perjalanan penyakit dapat dibagi menjadi stadium akut dan kronik. Pada
stadium akut, katup membengkak dan kemerahan akibat adanya reaksi peradangan.
Dapat terbentuk lesi-lesi di daun katup. Setelah peradangan akut mereda,
terbentuk jaringan parut. Hal ini dapat menyebabkan deformitas katup dan pada
sebagian kasus, menyebabkan daun-daun katup berfusi sehingga orifisium
menyempit. Dapat muncul stadium kronik yang ditandai oleh peradangan berulang
dan pembentukan jaringan parut yang terus berlanjut.
E. Pemeriksaan Penunjang
a.
Pemeriksaan darah
-LED
tinggi sekali
-Lekositosis
-Nilai
hemoglobin dapat rendah
b.
Pemeriksaan bakteriologi
-Biakan
hapus tenggorokan untuk membuktikan adanya streptococcus
-
Pemeriksaan serologi. Diukur titer ASTO, astistreptokinase, anti hyaluronidase.
c.
Pemeriksaan radiologi
Elektrokardoigrafi dan ekokardiografi untuk menilai adanya kelainan jantung.
Elektrokardoigrafi dan ekokardiografi untuk menilai adanya kelainan jantung.
D. Penatalaksanaan
Tatalaksana
bergantung dari tipe dan beratnya penyakit jantung rheuma. Pada kebanyakan
kasus, obat pengencer darah (aspirin) diberikan untuk mencegah penumpukan.
Dokter biasanya juga memberikan beta blocker dan calcium channel blocker untuk
menurunkan kerja jantung. Dan digitalis untuk meningkatkan efisiensi kerja
jantung.
Karena demam
rheuma merupakan penyebab dari penyakit jantung rheuma, pengobatan yang terbaik
adalah untuk mencegah relaps dari demam rheuma. Antibiotik seperti penisilin
dan lainnya biasanya dapat mengobati infeksi dari bakteri streptococcus.
Dan menghentikan demam rheuma bermanifestasi. Apabila anda mempunyai riwayat
terkena demam rheuma biasanya kan diberikan terapi antibiotik dalam jangka
waktu yang panjang untuk mencegah demam rheuma timbul kembali dan mengurangi
risiko terkena penyakit jantung rheuma. Untuk mengurangi gejala peradangan
dapat diberikan aspirin, kortikosteroid atau NSAID(obat anti inflamasi
non-steroid).
Terapi
pembedahan dapat dilakukan untuk memperbaiki dan mengganti katup jantung yang
rusak.
E. Pengobatan Jantung Reumatik
Apabila diagnosa penyakit jantung rematik
sudah ditegakkan dan masih adanya infeksi oleh kuman Streptococcus tersebut,
maka hal utama yang terlintas dari Tim Dokter adalah pemberian antibiotika dan
anti radang. Misalnya pemberian obat antibiotika penicillin secara oral atau
benzathine penicillin G. Pada penderita yang allergi terhadap kedua obat
tersebut, alternatif lain adalah pemberian erythromycin atau golongan
cephalosporin. Sedangkan antiradang yang biasanya diberikan adalah Cortisone
and Aspirin.
Penderita dianjurkan untuk tirah baring dirumah sakit, selain itu Tim Medis akan terpikir tentang penanganan kemungkinan terjadinya komplikasi seperti gagal jantung, endokarditis bakteri atau trombo-emboli. Pasien akan diberikan diet bergizi tinggi yang mengandung cukup vitamin.
Penderita Penyakit Jantung Rematik (PJR) tanpa gejala tidak memerlukan terapi. Penderita dengan gejala gagal jantung yang ringan memerlukan terapi medik untuk mengatasi keluhannya. Penderita yang simtomatis memerlukan terapi surgikal atau intervensi invasif. Tetapi terapi surgikal dan intervensi ini masih terbatas tersedia serta memerlukan biaya yang relatif mahal dan memerlukan follow up jangka panjang.
F. Pencegahan Jantung Reumatik
Jika kita lihat diatas bahwa
penyakit jantung paru sangat mungkin terjadi dengan adanya kejadian awal yaitu
demam rematik (DR), Tentu saja pencegahan yang terbaik adalah bagaimana upaya
kita jangan sampai mengalami demam rematik (DR) (terserang infeksi kuman
Streptococcus beta hemolyticus).
Ada beberapa faktor yang dapat mendukung seseorang terserang kuman tersebut, diantaranya faktor lingkungan seperti kondisi kehidupan yang jelek, kondisi tinggal yang berdesakan dan akses kesehatan yang kurang merupakan determinan yang signifikan dalam distribusi penyakit ini. Variasi cuaca juga mempunyai peran yang besar dalam terjadinya infeksi streptokokkus untuk terjadi DR............................................................................................................
Seseorang yang terinfeksi kuman Streptococcus beta hemolyticus dan mengalami demam rematik, harus diberikan therapy yang maksimal dengan antibiotiknya. Hal ini untuk menghindarkan kemungkinan serangan kedua kalinya atau bahkan menyebabkan Penyakit Jantung Rematik.
Ada beberapa faktor yang dapat mendukung seseorang terserang kuman tersebut, diantaranya faktor lingkungan seperti kondisi kehidupan yang jelek, kondisi tinggal yang berdesakan dan akses kesehatan yang kurang merupakan determinan yang signifikan dalam distribusi penyakit ini. Variasi cuaca juga mempunyai peran yang besar dalam terjadinya infeksi streptokokkus untuk terjadi DR............................................................................................................
Seseorang yang terinfeksi kuman Streptococcus beta hemolyticus dan mengalami demam rematik, harus diberikan therapy yang maksimal dengan antibiotiknya. Hal ini untuk menghindarkan kemungkinan serangan kedua kalinya atau bahkan menyebabkan Penyakit Jantung Rematik.
G. Diagnosis
Kriteria
diagnosis oleh jones meliputi dua kriteria mayor atau satu kriteria mayor dan
satu kriteria minor
a.
Kriteria Mayor
1.
Karditis.
Karditis
paling sering terjadi pada anak dan remaja. Adanya karditis dapat dilihat dari
gejala perikarditis, kardiomegali, gagal jantung, bising karena regurgitasi
aorta dan mitral
2.
Eritema Marginatum
Eritema
marginatum berupa makula yang cepat membesar berbentuk cincin atau sabit dengan
bagian tengah yang jernih. Eritema bisa menimbul, berkonfluens, dan hilang
timbul atau menetap.
3.
Nodul subkutan
Nodul
subkutan jarang temui kecuali pada anak. Diameter kurang lebih 2cm, tidak dapat
digerakkan, tidak nyeri tekan, dan menempel pada fasia atau sarung tendon diatas
tonjolan tulang. Nodul menetap selama beberapa hari atau minggu, rekuens, dan tidak
dapat dibedakan dari nodul reumatik.
4.
Korea Sydenham
Pergerakan
korea atetoid terutama pada wajah, lidah dan ekstermitas pada bagian atas,
mungkin merupakan manifestasi satu-satunya, hanya setengah kasus mempunyai
tanda-tanda demam reumatik yang jelas. Gadis remaja lebih sering terkena, dan
pada orang dewasa jarang. Kejadiannya sangat jarang namun paling paling
diagnostik untuk demam reumatik
5.
Artritis
Merupakan
poliartritis migran yang melibatkan sendi-sendi besar secara berantai. Pada
orang dewasa hanya satu sendi yang terkena. Artritis berlangsung selama 1
sampai 5 minggu dan mereda tanpa deformitas sisa
b.
Kriteria Minor
Meliputi
demam, poliartralgia, interval PR yang menunjang reversibel, LED meningkat,
didahului infeksi streptococcus β hemolyticus, atau riwayat demam reumatik
H. Komplikasi
Gagal
jantung dapat terjadi pada beberapa kasus. Komplikasi lainnya termasuk
aritmatika jantung, pankarditis dengan efusi yang luas, pneumonitis reumatik,
emboli paru, infark, dan kelainan katup jantung
I.
Rencana
Keperawatan
1.
Resiko tinggi penurunan curah jantung
berhubungan dengan disfungsi myocardium
Tujuan : Pasien dapat menunjukkan perbaikan curah jantung.
Intervensi & Rasional
Tujuan : Pasien dapat menunjukkan perbaikan curah jantung.
Intervensi & Rasional
-Beri
digoksin sesuai instruksi, dengan menggunakan kewaspadaan yang sudah ditentukan
untuk mencegah toksisitas.
-Kaji
tanda- tanda toksisitas digoksin (mual, muntah, anoreksia, bradikardia,
disritmia)
-Seringkali
diambil strip irama EKG
-Jamin
masukan kalium yang adekuat
-Observasi
adanya tanda-tanda hipokalemia
-Beri
obat-obatan untuk menurunkan afterload sesuai instruksi dapat meningkatkan
curah jantung
-Untuk
mencegah terjadinya toksisitas
-Mengkaji
status jantung
-Penurunan
kadar kalium serum akan meningkatkan toksisitas digoksin
2.
Peningkatan suhu tubuh
(hipertermia) berhubungan dengan proses infeksi penyakit.
Tujuan : Suhu tubuh normal (36 – 37’ C)
Intervensi & Rasional
Tujuan : Suhu tubuh normal (36 – 37’ C)
Intervensi & Rasional
-
Kaji saat timbulnya demam
-
Observasi tanda-tanda vital :
suhu, nadi, TD, pernafasan setiap 3 jam
-
Berikan penjelasan tentang penyebab demam atau
peningkatan suhu tubuh
-
Berikan penjelasan pada klien dan
keluarga tentang hal-hal yang dilakukan
-
Jelaskan pentingnya tirah baring
bagi klien dan akibatnya jika hal tersebut tidak dilakukan
-
Anjurkan klien untuk banyak minum
kurang lebih 2,5 – 3 liter/hari dan jelaskan manfaatnya
-
Berikan kompres hangat dan
anjurkan memakai pakaian tipis
-
Berikan antipiretik sesuai dengan
instruksi Dapat diidentifikasi pola/tingkat demam
-
Tanda-tanda vital merupakan acuan
untuk mengetahui keadan umum klien
-
Penjelasan tentang kondisi yang
dilami klien dapat membantu mengurangi kecemasan klien dan keluarga
-
Untuk mengatasi demam dan
menganjurkan klien dan keluarga untuk lebih kooperatif
-
Keterlibatan keluarga sangat
berarti dalam proses penyembuhan klien di RS
-
Peningkatan suhu tubuh
mengakibatkan penguapan cairan tubuh
meningkatØ sehingga perlu diimbangi dengan asupan
cairan yang banyak
-
Kompres akan dapat membantu
menurunkan suhu tubuh, pakaian tipis akan dapat membantu meningkatkan penguapan
panas tubuh
-
Antipiretika yang mempunyai
reseptor di hypothalamus dapat meregulasiØ suhu tubuh
sehingga suhu tubuh diupayakan mendekati suhu normal
3.
Nutrisi kurang dari kebutuhan
berhubungan dengan mual, muntah, anoreksia.
Tujuan :
Kebutuhan nutrisi klien terpenuhi, klien mampu menghabiskan makanan yang telah disediakan.
Intervensi Rasional
Tujuan :
Kebutuhan nutrisi klien terpenuhi, klien mampu menghabiskan makanan yang telah disediakan.
Intervensi Rasional
-
Kaji faktor-faktor penyebab
-
Jelaskan pentingnya nutrisi yang
cukup
-
Anjurkan klien untuk makan dalam
porsi kecil dan sering, jika tidak muntah teruskan
-
Lakukan perawatan mulut yang baik
setelah muntah
-
Ukur BB setiap hari
-
Catat jumlah porsi yang dihabiskan
klien
-
Penentuan factor penyebab, akan
menentukan intervensi/ tindakan selanjutnya
-
Meningkatkan pengetahuan klien dan
keluarga sehingga klien termotivasi untuk mengkonsumsi makanan
-
Menghindari mual dan muntah dan
distensi perut yang berlebihan
-
Bau yang tidak enak pada mulut
meningkatkan kemungkinan muntah
-
BB merupakan indikator terpenuhi
tidaknya kebutuhan nutrisi
-
Mengetahui jumlah asupan /
pemenuhan nutrisi klien
4.
Nyeri berhubungan dengan proses
inflamasi.
Tujuan : Nyeri berkurang atau hilang
Intervensi Rasional
Kaji tingkat nyeri yang dialami klien dengan memberi rentang nyeriØ (1-10), tetapkan tipe nyeri dan respon pasien terhadap nyeri yang dialami
Tujuan : Nyeri berkurang atau hilang
Intervensi Rasional
Kaji tingkat nyeri yang dialami klien dengan memberi rentang nyeriØ (1-10), tetapkan tipe nyeri dan respon pasien terhadap nyeri yang dialami
-
Kaji factor-faktor yang
mempengaruhi reaksi pasien terhadap nyeri
-
Berikan posisi yang nyaman, usahakan
situasi ruangan yang tenang
-
Berikan suasana gembira bagi
pasien, alihkan perhatian pasian dari rasa nyeri (libatkan keluarga)
-
Berikan kesempatan pada klien
untuk berkomunikasi dengan teman/ orang terdekat
-
Berikan obat-obat analgetik sesuai
instruksi Untuk mengetahui berapa tingkat nyeri yang dialami
-
Reaksi pasien terhadap nyeri dapat
dipengaruhi oleh berbagai factorØ begitupun
juga respon individu terhadap nyeri berbeda dab bervariasi
-
Mengurangi rangsang nyeri akibat
stimulus eksternal
-
Dengan melakukan aktifitas lain,
klien dapat sedikit melupakan perhatiannya terhadap nyeri yang dialami
-
Tetap berhubungan dengan
orang-orang terdekat/teman membuat pasienØ gembira /
bahagia dan dapaty mengalihkan perhatiannya terhadap nyeri
-
Mengurangi nyeri dengan efek
farmakologik
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Penyakit Jantung Reumatik adalah Penyakit
yang ditandai dengan kerusakan pada katup jantung akibat serangan karditis
reumatik akut yang berulang kali. Demam reumatik akut merupakan penyakit yang
terjadi sesudah infeksi streptococcus beta hemolyticus grup A seperti
tonsilitis, faringitis atau otitis media
Penyakit
jantung reumatik adalah sebuah kondisi dimana terjadi kerusakan permanen dari
katup-katup jantung yang disebabkan oleh demam reumatik. Penyakit Jantung
Rematik (PJR) atau dalam bahasa medisnya Rheumatic
Heart Disease (RHD) adalah
suatu kondisi dimana terjadi kerusakan pada katup jantung yang bisa berupa
penyempitan atau kebocoran, terutama katup mitral (stenosis katup mitral)
sebagai akibat adanya gejala sisa dari Demam Rematik(DR).
DAFTAR PUSTAKA
http://www.infopenyakit.com/2008/08/penyakit-jantung-rematik-pjr.html
Arief
Mansjoer,dkk. 2000. Kapita Selekta Kedokteran. Ed. 3. Penerbit Media
Aesculapius FKUI. Jakarta.
Smeltzer Bare, dkk. 2000. Keperawatan Medikal Bedah. EGC. Jakarta.
Aesculapius FKUI. Jakarta.
Smeltzer Bare, dkk. 2000. Keperawatan Medikal Bedah. EGC. Jakarta.
Ingin jadi Paranormal ? Buka Praktek dan Memiliki Penghasilan Sendiri ? Ingin Mengobati diri sendiri, keluarga dan oranglain ? Ingin hidup Sukses, Lancar Rejeki ? Ingin memiliki Ilmu Pengasihan, Keselamatan, Penyembuhan ? Cukup telan Kapsul Rajjah dan Penyelarasan dari Kami dan jadilah Paranormal sekarang juga. Segera kunjungi mbahpartok.blogspot.com dan Kuasai berbagai Ilmu Gaib sesuai Pilihan Anda.
BalasHapusRaih Keajaiban dengan CD Digitalprayer ...
BalasHapusDijual CD Digitalprayer Untuk :
1. Meningkatkan Konsentrasi & Daya Pikir
2. Menyejukan Hati & Ketenangan Hati
3. Mempercepat Proses Belajar / meningkatkan Daya Serap Otak
4. Mendatangkan Keajaiban Finansial / Mendatangkan Kelimpahan
5. Membuat Otak Menjadi Kreatif
6. Memberi Manfaat Meditasi
7. Menajamkan Intuisi
8. Meningkatkan Inner Beauty / Awet Muda / Anti Penuaan
9. Menghentikan Kebiasaan Buruk / Bad Habit
10. Menguatkan Daya Ingat
11. Memunculkan Aura Cinta / Kasih Sayang, Menarik Lawan Jenis
12. Meningkatkan Karisma dll.
Kunjungi tokobaru99.blogspot.com