SCREENING TEST PADA AIDS
A. Pengertian AIDS
Acquired
Immunodeficiency Syndrome atau Acquired Immune Deficiency Syndrome (disingkat AIDS) adalah sekumpulan gejala dan
infeksi (atau: sindrom) yang timbul karena rusaknya sistem kekebalan tubuh manusia akibat
infeksi virus HIV;[1] atau infeksi virus-virus lain
yang mirip yang menyerang spesies lainnya (SIV,
FIV,
dan lain-lain).
Virusnya sendiri bernama Human Immunodeficiency
Virus (atau disingkat HIV) yaitu virus yang memperlemah kekebalan
pada tubuh manusia. Orang yang terkena virus ini akan menjadi rentan terhadap infeksi
oportunistik ataupun mudah terkena tumor.
Meskipun penanganan yang telah ada dapat memperlambat laju perkembangan virus,
namun penyakit ini belum benar-benar bisa disembuhkan.
B. Tanda dan Gejala AIDS
1.
Merasa kelelahan yang berkepanjangan
2.
Deman dan berkeringat pada malam hari tanpa sebab yang
jelas
3.
Batuk yang tidak sembuh-sembuh disertai sesak nafas
yang berkepanjangan.
4.
Diare/mencret terus-menerus selama 1 bulan
5.
Bintik-bintik berwarna keungu-unguan yang tidak biasa
6.
Berat badan menurun secara drastis lebih dari 10% tanpa
alasan yang jelas dalam 1 bulan.
7.
Pembesaran kelenjar secara menyeluruh di leher dan
lipatan paha.
C. Cara Penularan AIDS
1.
Melalui transfusi darah atau produk darah
2.
Transplantasi organ atau jaringan tubuh
3.
Pemakaian jarum suntik yang sudah tercemar HIV secara
bergantian, misalnya jarum suntik di antara pengguna narkotika
4.
Pemakaian jarum suntik / alat tajam yang memungkinkan
terjadinya luka, secara bergantian tanpa disterilkan, misalnya jarum tato,
jarum tindik, peralatan pencet jerawat, dll
5.
Hubungan seks tidak aman, yang memungkinkan
tercampurnya cairan sperma dengan cairan vagina (pada seks vaginal) ; atau
cairan sperma dengan darah (pada seks anal)-tanpa penghalang (dalam hal ini
kondom)
6.
Dari seorang ibu hamil yang HIV positif, kepda bayi
yang dikandungnya, yaitu melalui jalan lahir dan juga dalam proses menyusui
dengan air susu ibu.
Singkatnya, bila seseorang dalam hidupnya pernah melakukan hal-hal berisiko tinggi seperti disebutkan di atas, maka penting bagi dirinya untuk segera melakukan tes HIV, sehingga bisa lebih menjaga perilaku selanjutnya demi kesehatan dirinya sendiri dan pasangannya, serta (calon) anak-anaknya kelak.
Singkatnya, bila seseorang dalam hidupnya pernah melakukan hal-hal berisiko tinggi seperti disebutkan di atas, maka penting bagi dirinya untuk segera melakukan tes HIV, sehingga bisa lebih menjaga perilaku selanjutnya demi kesehatan dirinya sendiri dan pasangannya, serta (calon) anak-anaknya kelak.
HIV
tidak ditularkan melalui jabatan tangan, sentuhan, ciuman, pelukan, menggunakan
peralatan makan/minum yang sama, gigitan nyamuk, memakai jamban yang sama atau
tinggal serumah.
D. Pengertian Screening tes pada AIDS
Skrining HIV adalah
tes HIV anonim yang dilakukan pada sampel darah, produk darah, jaringan dan
organ tubuh sebelum didonorkan.
Tes HIV tanpa identitas yang dilakukan pada sampel
darah, produk darah, jaringan dan organ tubuh sebelum didonorkan
Tes HIV adalah
suatu tes darah yang digunakan untuk memastikan apakah seseorang sudah positif
terinfeksi HIV atau tidak, yaitu dengan cara mendeteksi adanya antibody HIV di
dalam sample darahnya. Hal ini perlu dilakukan setidaknya agar seseorang bisa
mengetahui secara pasti status kesehatan dirinya, terutama menyangkut resiko
dari perilakunya selama ini.
Skrining HIV mempunyai makna melakukan
pemeriksaan HIV pada suatu populasi tertentu, sementara uji diagnostik HIV
berarti melakukan pemeriksaan HIV pada orang-orang dengan gejala dan tanda yang
konsisten dengan infeksi HIV.
E. Indikasi Screening tes pada AIDS
1.
Orang yang sering gonta-ganti pasangan seksual.
2.
Orang yang melakukan hubungan seks tidak aman dengan
seseorang yang berisiko terinfeksi HIV.
3.
Orang yang menggunakan jarum suntik untuk keperluan
obat, steroid, atau menggunakan jarum suntik secara bersamaan atau menggunakan
alat-alat lain untuk narkoba.
4.
Orang yang memiliki penyakit menular seksual, penyakit
hepatitis, atau tuberkulosis (TBC).
5.
Orang yang melakukan seks demi mendapatkan narkoba atau
uang.
6.
Orang yang pernah melakukan hubungan seks dengan
seseorang yang memiliki salah satu dari indikator di atas-atau dengan pasangan
dengan sejarah seksual yang tak pernah diketahui sebelumnya.
F. Kegunaan
Sebenarnya, semakin
cepat kita mengetahui status HIV kita, semakin banyak hal positif yang bisa
kita lakukan dalam hidup ini. Banyak orang yang selama ini tidak menyadari
resiko perilakunya terhadap kemungkinan tertular atau pun menularkan HIV, dan
karena tidak segera menjalani tes HIV perilakunya tetap saja berisiko tinggi.
Hal ini tentunya berkaitan erat dengan kesadaran untuk menjaga kesehatan diri
sendiri, pasangan maupun (calon) anak-anak .Secara umum tes HIV juga berguna
untuk mengetahui perkembangan kasus HIV/AIDS serta untuk meyakinkan bahwa darah
untuk transfusi dan organ untuk transplantasi tidak terinfeksi HIV.
G.
Prosedur
Tes HIV harus bersifat :
1.
Sukarela :
artinya
bahwa seseorang yang akan melakukan tes HIV haruslah berdasarkan atas
kesadarannya sendiri, bukan atas paksaan / tekanan orang lain. Ini juga berarti
bahwa dirinya setuju untuk dites setelah mengetahui hal-hal apa saja yang
tercakup dalam tes itu, apa keuntungan dan kerugian dari testing, serta apa
saja impilkasi dari hasil positif atau pun hasil negatif.
2.
Rahasia :
artinya,
apa pun hasil tes ini nantinya (baik positif maupun negatif) hasilnya hanya
boleh di beritahu langsung kepada orang yang bersangkutan. Tidak boleh
diwakilkan kepada siapa pun, baik orang tua, pasangan, atasan atau siapapun. Di
samping itu hasil tes HIV juga harus dijamin kerahasiaannya oleh pihak yang
melakukan tes itu (dokter, rumah sakit, atau labratorium) dan tidak boleh
disebarluaskan. Mengingat begitu pentingnya untuk memperhatikan Hak Asasi
Manusia di dalam masalah tes HIV ini, maka untuk orang yang akan melakukan tes
harus disediakan jasa konseling, yaitu :
b.
konseling pre-test :
yaitu konseling yang dilakukan
sebelum darah seseorang yang menjalani tes itu diambil. Konseling ini sangat
membantu seseorang untuk mengetahui risiko dari perilakunya selama ini, dan
bagaimana nantinya bersikap setelah mengetahui hasil tes.
Konseling pra-tes juga bermanfaat
untuk meyakinkan orang terhadap keputusan untuk melakukan tes atau tidak, serta
mempersiapkan dirinya bila hasilnya nanti positif.
c.
konseling post-test :
yaitu konseling yang harus diberikan
setelah hasil tes diketahui, baik hasilnya positif mau pun negatif. Konseling
post-test sangat penting untuk membantu mereka yang hasilnya HIV positif agar
dapat mengethui cara menghidnari penularan pada orang lain, serta untuk bisa
mengatasinya dan menjalin hidup secara positif. Bagi merek yang hasilnya HIV
negatif, konseling post-test bermanfaat untuk memberitahu tentang cara-cara
mencegah infeksi HIV di masa datang.
H.
Model Skrining
Menurut UNAIDS/WHO terdapat empat
jenis model skrining HIV, antara lain:
1.
Pemeriksaan
dan konseling HIV (voluntary counselling and testing)
Pemeriksaan HIV yang didorong oleh
kemauan klien untuk mengetahui status HIV-nya ini masih dianggap penting bagi
keberhasilan program pencegahan HIV. Konseling pra tes dapat dilakukan secara
individu maupun berkelompok. UNAIDS/WHO mendukung penggunaan uji cepat sehingga
hasilnya dapat diketahui segera dan dapat ditindaklanjuti langsung dengan
konseling pasca tes baik untuk yang HIV positif maupun HIV negatif.
2.
Pemeriksaan
HIV diagnostik, diindikasikan pada pasien dengan tanda dan gejala yang sejalan
dengan penyakit-penyakit yang terkait HIV atau AIDS, termasuk pemeriksaan
terhadap tuberkulosis sebagai pemeriksaan rutin.Pada pemeriksaan ini, pasien
sebaiknya diberikan informasi yang cukup sehingga pasien dapat memutuskan
apakah setuju untuk dilakukan pemeriksaan HIV atau tidak. Untuk keadaan di mana
pasien tidak dalam posisi memberikan persetujuan, seperti pasien psikiatrik
atau pasien yang tidak sadar, pemeriksaan dapat dilakukan bila hasilnya
bermanfaat bagi pasien. Jika ini terjadi, harus ada usaha untuk
mengkomunikasikan hasil pemeriksaan kepada pasien dan memberitahukan hasil
tersebut dengan konseling.
3.
Pemeriksaan
HIV dengan inisiatif dari tenaga kesehatan (Provider-Initiated Testing and
Counseling -PITC) dilakukan pada pasien yang:
·
Sedang
menjalani pemeriksaan terhadap penyakit menular seksual (PMS) di klinik umum
atau khusus infeksi menular seksual (IMS).
·
Sedang
hamil, untuk mengatur pemberian antiretroviral untuk mencegah transmisi dari
ibu ke bayi.
·
Dijumpai
di klinik umum atau puskesmas di daerah dengan prevalens HIV yang tinggi dan
tersedia obat antiretroviral, namun tidak memiliki gejala.
Dalam
model ini, dibutuhkan mekanisme rujukan yang jelas untuk mendukung sistem
perujukan ke pelayanan konseling pascates HIV bagi semua pasien yang diperiksa,
yang menekankan pada pencegahan dan pemberian dukungan medis serta psikososial
bagi pasien yang hasil tesnya positif HIV. Pada pemeriksaan jenis ini, juga
dilakukan konseling sebelum pemeriksaan, hanya saja tidak penuh seperti pada
pemeriksaan jenis VCT di atas. Informasi minimal yang harus diketahui pasien
pada saat melakukan informed consent adalah:
·
Manfaat
pemeriksaan tersebut secara klinis dan untuk pencegahan.
·
Hak
untuk menolak.
·
Pelayanan
tindak lanjut yang ditawarkan.
·
Bila
hasilnya positif, diberikan pemahaman untuk mengantisipasi keharusan untuk
menginformasikan kepada siapa saja yang berisiko yang mungkin tidak sadar bahwa
mereka terpajan dengan HIV.
Pada
pemeriksaan yang sifatnya ditawarkan oleh tenaga medis, misalnya untuk tujuan
diagnosis, atau untuk mengetahui status HIV-nya. Selain itu tenaga medis juga
dapat menawarkan pemeriksaan HIV kepada wanita hamil untuk memberikan
profilaksis antiretroviral untuk mencegah transmisi HIV dari ibu ke bayi.
Konseling pada situasi ini harus diperbanyak agar bisa sedikit ”memaksa” ibu untuk
mengikuti program PMTCM. Meski demikian, dalam semua kondisi tersebut, pasien
tetap memiliki hak untuk menolak.
4.
Skrining
HIV wajib
UNAIDS/WHO mendukung
diberlakukannya skrining wajib bagi HIV dan penyakit yang dapat ditransmisikan
lewat darah bagi semua darah yang ditujukan untuk transfusi atau pengolahan
produk darah lainnya. Skrining wajib dibutuhkan sebelum dilakukannya
prosedur-prosedur yang berkaitan dengan pemindahan cairan atau jaringan tubuh,
seperti inseminasi buatan, graft kornea, dan transplantasi organ.
Obat herbal Dr. Imoloa yang luar biasa adalah obat penyembuhan yang sempurna untuk Virus HIV, saya mendiagnosis HIV selama 8 tahun, dan setiap hari saya selalu mencari penelitian untuk mencari cara sempurna untuk menghilangkan penyakit mengerikan ini karena saya selalu tahu bahwa yang kita butuhkan karena kesehatan kita ada di bumi. Jadi, pada pencarian saya di internet saya melihat beberapa kesaksian berbeda tentang bagaimana Dr. imoloa dapat menyembuhkan HIV dengan obat herbal yang kuat. Saya memutuskan untuk menghubungi pria ini, saya menghubunginya untuk obat herbal yang saya terima melalui layanan kurir DHL. Dan dia membimbing saya bagaimana caranya. Saya memintanya untuk solusi minum obat herbal selama dua minggu. dan kemudian dia menginstruksikan saya untuk pergi memeriksa yang saya lakukan. lihatlah aku (HIV NEGATIF). Terima kasih Tuhan untuk dr imoloa telah menggunakan obat herbal yang kuat untuk menyembuhkanku. ia juga memiliki obat untuk penyakit seperti: penyakit parkison, kanker vagina, epilepsi, Gangguan Kecemasan, Penyakit Autoimun, Nyeri Punggung, Keseleo, Gangguan Bipolar, Tumor Otak, Ganas, Bruxisme, Bulimia, Penyakit Disk Serviks, Penyakit Kardiovaskular, Penyakit Kardiovaskular, Neoplasma, kronis penyakit pernapasan, gangguan mental dan perilaku, Cystic Fibrosis, Hipertensi, Diabetes, asma, radang sendi yang dimediasi autoimun. penyakit ginjal kronis, penyakit radang sendi, sakit punggung, impotensi, spektrum alkohol feta, Gangguan Dymyme, Eksim, kanker kulit, TBC, Sindrom Kelelahan Kronis, sembelit, penyakit radang usus, kanker tulang, kanker paru-paru, sariawan, kanker mulut, tubuh nyeri, demam, hepatitis ABC, sifilis, diare, Penyakit Huntington, jerawat punggung, gagal ginjal kronis, penyakit addison, Penyakit Kronis, Penyakit Crohn, Cystic Fibrosis, Fibromyalgia, Penyakit Radang Usus Besar, penyakit kuku jamur, Penyakit Kelumpuhan, penyakit Celia, Limfoma , Depresi Besar, Melanoma Ganas, Mania, Melorheostosis, Penyakit Meniere, Mucopolysaccharidosis, Multiple Sclerosis, Distrofi Otot, Rheumatoid Arthritis, Penyakit Alzheimer, email- drimolaherbalmademedicine@gmail.com / hubungi atau {whatssapp ..... +2347081986098. }
BalasHapus