ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS
PADA KELUARGA BP. S
DENGAN DIAGNOSA KURANG PENGETAHUAN DAN RESIKO TERJADINYA ISPA
DI KELURAHAN SIDAKAYA
CILACAP TENGAH
ASUHAN
KEPERAWATAN KELUARGA
A.
Data
Umum
1.
Nama
Kepala Keluarga (KK) : Bp. S
2.
Usia : 62 tahun
3.
Pendidikan :
SD
4.
Pekerjaan
: Buruh ( Tukang Sampah )
5.
Alamat : Jalan Kantil RT 04/ RW 09 Kel. Sidakaya
6.
Komposisi
Anggota Keluarga :
No.
|
Nama
|
Jenis
Kelamin
|
Hub dgn KK
|
Umur
|
Pendidikan
|
Pekerjaan
|
1.
|
Ibu. K
|
P
|
Istri
|
41 th
|
SD
|
Ibu RT
|
2.
|
An. S
|
P
|
Anak
|
26 th
|
SMA
|
Ibu RT
|
3.
|
Sdr. S
|
L
|
Menantu
|
27 th
|
SMP
|
Swasta
|
4.
|
An. S
|
L
|
Anak
|
23 th
|
SMA
|
Buruh
|
5.
|
Sdri. R
|
P
|
Menantu
|
20 th
|
SMP
|
Ibu RT
|
6.
|
An. R
|
L
|
Cucu
|
1 bln
|
-
|
-
|
Genogram :
Keterangan
Genogram :
7. Tipe
keluarga :
Keluarga besar (extended family). Keluarga Bp. S terdiri dari Bp.S, Ibu.K, An.S, Sdr. S, An.S, Sdri.R,
An.R.
8. Suku
bangsa :
Jawa. Ibu K mengatakan
keluarga biasa
menggunakan bahasa jawa untuk berkomunikasi sehari-hari antara anggoa keluarga
yang sudah diturunkan dari orangtua Bapak S
9. Agama
:
Islam. Ibu K mengatakan semua anggota keluarga melaksanakan
sholat lima waktu. Ibu K juga mengatakan akif dalam kegiatan pengajian di RT
setiap 1 bulan sekali
10. Status
sosial ekonomi keluarga :
Bp. S bekerja
sebagai buruh (
tukang sampah ) dengan penghasilan Rp. 200.000,
- per
bulan. Bp. S bekerja
setiap hari mulai
pukul 16.00 sampi 18.00 dan tidak ada hari libur, sedangkan Ibu K bekerja
sebagai pembantu rumah tangga dengan penghasilan Rp. 300.000, - , bekerja
setiap hari berangkat pukul 06.00, siang pulang untuk istrahat, kemudian sore
berangkat lagi sampai maghrib dan tidak ada hari libur. Pengeluaran harian untuk belanja dapur Ibu K mengatakan ± Rp.
50000, - dan Ibu K mengatakan tidak
memiliki uang simpanan untuk keperluan kesehatan ataupun kepentingan yang
mendadak karena untuk kebutuhan sehari-hari saja masih kurang. Ibu K juga
mengatakan sering meminjam uang kepada tetangga untuk mencukupi kebutuhan
keluarganya. Suami An. S juga bekerja
swasta di PLTU dengan penghasilan Rp. 800000, -. An. S bekerja di CV dengan
penghasilan Rp. 800000, -.. Kedua penghasilan dari anak dan menantunya ini
digunakan untuk membantu kebutuhan keluarga.
11. Aktivitas
rekreasi keluarga
Keluarga mengatakan
tidak pernah ada jadwal rekreasi. Bapak S
mengatakan keluarganya hanya menikmati hiburan melalui TV, radio, dan hiburan dari cucu
pertamanya yaitu An. R yang
ada di rumahnya. Bapak S dan Ibu K mengatakan
jika dirinya stress dan
sedang banyak pikiran maka keluarga
Bapak S akan mencari
hiburan dengan main ke rumah tetangga.
B. Riwayat
dan Tahap Perkembangan Keluarga
1. Tahap
perkembangan keluarga saat ini :
Tugas
perkembangan keluarga dengan anak dewasa. Dalam keluarga Bp.S terdiri dari 2
ank yaitu An.S dan An.S,dan keduanya sudah menikah dan tinggal serumah dengan
Bp.S.
2. Tahap
perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
Bp.
S dan Ibu K belum memenuhi tugas perkembangan keluarga dengan anak dewasa,
karena anak pertama sudah menikah tetapi masih tinggal bersama dengan keluarga
Bp.S
3. Riwayat
keluarga inti
Keluarga
Bapak S berasal dari Jawa, Bapak S dari Sidakaya sedangkan Ibu K dari
Jeruklegi ,awal
menikah mereka tinggal
bersama orangtua Bapak S kemudian pindah
ke rumah yang sekarang. Sebelum menikah dengan Ibu K, Bapak S adalah seorang
duda dengan 4 anak laki-lakinya. Mantan istri Bapak S tinggal disamping rumah
Bapak S. Kemudian Bapak S dan Ibu K menikah. Dan dari
pernikahan keduanya,
Bapak S mempunyai 2 orang anak.
4. Riwayat
keluarga sebelumnya
Keluarga Bapak S berasal dari keluarga yang sangat sederhana. Dulu
Bapak S jarang bekerja
(pengangguran) yang
berlangsung lama. Bapak S mengatakan sebelum menikah dengan Ibu
K, dia pernah menikah dengan orang lain, mempunya 4 orang anak dan kemudian
bercerai. Tetapi sekarang Bapak S bekerja
sebagai tukang sampah, namun karena pengahsilan
dari tukang samaph itu kecil, Ibu K turut membantu bekerja sebagai pembantu di
rumah tetangganya.
C. Lingkungan
1. Karakteristik
rumah
Rumah Bapak
S terletak didalam pemukiman padat penduduk
dan milik sendiri. Luas rumah 5 x 13 meter, semi
permanen. Terdiri dari 3 kamar tidur, 1 ruang tamu yang bergabung dengan ruang
keluarga, 1 ruang makan bergabung
dengan dapur. Luas masing-masing kamar 2 x 3 meter dan
masing-masing memiliki jendela. Cahaya masuk rumah karena jendela dan pintu
dibuka, ventilasi udara baik sehingga ruangan terlihat luas dan bersih namun cahaya dan
ventilasi di kamar kurang, karena jendela tidak dibuka. Kamar
mandi dan WC 2 x 1,5 Meter.
Sumber air minum berasal dari sumur yang berjarak 12 meter dari
septik tank. Air limbah rumah tangga dibuang melalui diselokan
belakang rumah. Penerangan rumah dari listrik. Ibu K memasak
menggunakan kompor gas. Tidak
ada langit-langit rumah, langsung terhubung ke atap (asbes).
Lantai terlihat kering dan bersih dan terbuat dari tegel keramik. Halaman depan
rumah dimanfaatkan untuk kandang
ternak (ayam) dengan jarak 1 meter, dan terlihat tidak kotor karena setiap hari
dibersihkan. Terdapat kurungan ayam yang berada di dapur.
Denah
rumah :
U
Dapur
K. Mandi
B T
R. Tidur R.
Makan S
13 m
R. Tidur R. Keluarga &
R. Tamu
R. Tidur
5 m
2.
Karakteristik tetangga dan komunitas :
Rumah Keluarga Bapak S berjarak 2
meter. Tidak
dibatasi oleh teras dan pagar
rumah. Jalan ke rumah Keluarga Bapak
S sempit. Bapak
S sering berkunjung ke tetangga pada siang hari dan jika sedang stres. Tetangga
keluarga Bapak
S banyak yang berprofesi sebagai buruh dan nelayan
3.
Mobilitas geografis keluarga
Keluarga Bapak
S pindah ke rumah mereka sendiri yang berada di jalan kantil beberapa bulan
setelah pernikahan, karena awalnya mereka tinggal bersama orangtua Bapak S.
Keluarga Bapak
S sesekali pergi ketempat saudara, namun jarang pulang kampung karena sudah tidak
mempunyai orangtua lagi
4.
Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyakarat
Keluarga Bapak S berinteraksi dengan tetangga dalam bentuk
perbincangan tanpa tujuan yang jelas. Ibu K aktif mengikuti pengajian dan arisan dengan tetangga, sedangkan
Bapak S aktif dalam kegiatan warga dan keamanan kampungnya
5.
Sistem pendukung keluarga
Keluarga Bapak S berusaha mencukupi kebutuhannya sendiri, namun
karena keluarga Bapak S
sering mengalami kesulitan ekonomi, mereka sering meminjam uang untuk kebutuhan
keluarga. Jika ada permasalahan didalam keluarga, keluarga Bapak S berusaha
menyelesaikan sendiri dengan jalan musyawarah. Bapak S mengatakan jarang timbul
pertengkaran dengan istri maupun anak-anaknya.
D. Lima
tugas kesehatan keluarga
1.
Mengenal
masalah kesehatan
Ibu
K mengatakan sering pusing, kaku pada lehernya, dan terlihat lemas. Ibu K
mengatakan pusingnya disebabkan karena tensinya tinggi, dan Ibu K
mengetahui kalaau ia terkena tekanan
darah tinggi.
Bapak
S mengatakan sebenarnya dia sering lemas, namun tidak peduli untuk memeriksakan
kesehatannya.
2.
Mengambil
keputusan terkait masalah kesehatan
Ibu K mengatakan jika ia
sedang pusing dan lemas, harus segera ditangani
3.
Merawat
anggota keluarga yang sakit
Ibu
K mengatakan apabila pusing ia mengkonsumsi obat captopril. Ibu K mengatakan
jika Bapak S sedang tidak enak badan, ia akan minta “kerokan”. Tapi mereka
belum mengetahui tentang obat tradisional untuk menurunkan darah tinggi
4.
Memodifikasi
lingkungan kesehatan
Bapak
S mengatakan ia akan tidur dan istirahat jika sedang pusing. An S tahu bahwa makanan
yang harus dihindari, contohnya seperti makanan yang asin. Bapak S mengkonsumsi
rokok 2 bungus per hari
5.
Memanfaatkan
fasilitas pelayanan kesehatan
Walaupun
mempunyai Jamkesmas, keluarga tidak memanfaatkannya. Bapak S tidak pernah mau
untuk berobat ke rumah sakit, dokter, puskesmas karena ia sudah pasrah dan
tidak peduli dengan kondisinya. Sedangkan Ibu K mengatakan ia rajin untuk
datang ke posyandu lansia dan meminta pengobatan.
E. Struktur
Keluarga
1. Pola
komunikasi keluarga
Bp. S dan
Ibu K sering membicarakan masalah keluarga dengan melibatkan semua anggota
keluarganya, karena masalah yang dihadapi merupakan masalah bersama. Komunikasi antar anggota keluarga selalu terjalin
dengan baik.
2. Struktur
kekuatan keluarga
Pengambil keputusan adalah Bp. S tetapi juga melibatkan
keluarga.
3. Struktur
peran keluarga
Peran formal:
Bp. S berperan
sebagai kepala keluarga, pencari nafkah dan pengatur rumah tangga. Ibu K berperan sebagai pengatur
kebutuhan keluarga, pendidik, dan pelindung anak, serta membantu mencari nafkah
keluarga.
Peran informal:
Bapak S bekerja sebagai tukang sampah. Ibu K bekerja sebagai pembantu
rumah tangga didekat rumahnya untuk
membantu suami mencukupi kebutuhan keluarga
4. Nilai
dan norma budaya
Keluarga Bp. S menerapkan nilai-nilai Islam pada keluarga.
Aturan di keluarga berlaku berdasarkan nilai-nilai agama Islam.
F. Fungsi
Keluarga
1. Fungsi
afektif
Keluarga
Bp. S saling menyayangi, peduli dan saling menghargai satu sama lain, dan Ibu K
mengatakan dirinya selalu dekat dengan keluarganya.
2.
Fungsi sosialisasi
Keluarga Bp. S memperbolehkan anggota keluarga bergaul dengan siapa
saja, terutama dengan tetangga
sekitar.
3.
Fungsi perawatan keluarga
Keluarga Bp. S mengatakan sehat merupakan hal yang harus
disyukuri, dan
apabila sakit Bp. S tidak
terlalu merasakan sakitnya dan beranggapan sakitnya akan cepat sembuh. Bapak S
merokok dua bungkus setiap hari. Lingkungan keluarga Bp. S terlihat bersih dan rapi terdapat kandang ayam di depan rumah dan selalu
dijaga kebersihannya. Jika keluarga Bp. S sakit biasanya kerokkan dan membeli
obat di apotik dan ke dokter apabila mempunyai uang.
G. Stress
dan Koping Keluarga
1. Stressor
jangka pendek
Bp. S mengatakan
tidak terlalu khawatir karena anggapan terhadap kondisi kesehatan sakitnya itu
akan segera sembuh.
2.
Stressor jangka panjang
Bp.
S mengatakan
apabila sakitnya belum sembuh hanya berserah diri dan pasrah dengan kondisinya.
3.
Kemampuan keluarga berespons terhadap masalah
Keluarga Bp. S mengatakan
setiap masalah harus dihadapi dan diselesaikan.
4.
Strategi koping yang digunakan
Keluarga
Bp. S mengatakan apabila ada masalah tidak bercerita dengan orang lain hanya
diselesaikan dengan anggota keluarga
5.
Strategi adaptasi disfungsional
Sampai
saat ini belum ditemukan adaptasi disfungsional.
H.
Pemeriksaan
fisik
Terlampir.
I. Harapan
Keluarga terhadap Asuhan Keperawatan Keluarga
Keluarga
berharap perawat dapat membantu penyelesaian masalah kesehatan yang ada didalam keluarganya.
PADA KELUARGA BP. S
DENGAN DIAGNOSA KURANG PENGETAHUAN DAN RESIKO TERJADINYA ISPA
DI KELURAHAN SIDAKAYA
CILACAP TENGAH
Pembimbing : Tri Y Riyanti, S. Kep, Ns
Disusun oleh :
Kelompok 5
1. Jeni Mulyaningsih (108109023)
2. Maerisa Ratmasari (108109028)
3. Nofrita (108109028)
4. Nurhasim (108109032)
PROGRAM
STUDI S-1 KEPERAWATAN
STIKES
AL IRSYAD AL –ISLAMIYYAH CILACAP
2012/2013
ASUHAN
KEPERAWATAN KELUARGA
A.
Data
Umum
1.
Nama
Kepala Keluarga (KK) : Bp. S
2.
Usia : 62 tahun
3.
Pendidikan :
SD
4.
Pekerjaan
: Buruh ( Tukang Sampah )
5.
Alamat : Jalan Kantil RT 04/ RW 09 Kel. Sidakaya
6.
Komposisi
Anggota Keluarga :
No.
|
Nama
|
Jenis
Kelamin
|
Hub dgn KK
|
Umur
|
Pendidikan
|
Pekerjaan
|
1.
|
Ibu. K
|
P
|
Istri
|
41 th
|
SD
|
Ibu RT
|
2.
|
An. S
|
P
|
Anak
|
26 th
|
SMA
|
Ibu RT
|
3.
|
Sdr. S
|
L
|
Menantu
|
27 th
|
SMP
|
Swasta
|
4.
|
An. S
|
L
|
Anak
|
23 th
|
SMA
|
Buruh
|
5.
|
Sdri. R
|
P
|
Menantu
|
20 th
|
SMP
|
Ibu RT
|
6.
|
An. R
|
L
|
Cucu
|
1 bln
|
-
|
-
|
Genogram :
Keterangan
Genogram :
7. Tipe
keluarga :
Keluarga besar (extended family). Keluarga Bp. S terdiri dari Bp.S, Ibu.K, An.S, Sdr. S, An.S, Sdri.R,
An.R.
8. Suku
bangsa :
Jawa. Ibu K mengatakan
keluarga biasa
menggunakan bahasa jawa untuk berkomunikasi sehari-hari antara anggoa keluarga
yang sudah diturunkan dari orangtua Bapak S
9. Agama
:
Islam. Ibu K mengatakan semua anggota keluarga melaksanakan
sholat lima waktu. Ibu K juga mengatakan akif dalam kegiatan pengajian di RT
setiap 1 bulan sekali
10. Status
sosial ekonomi keluarga :
Bp. S bekerja
sebagai buruh (
tukang sampah ) dengan penghasilan Rp. 200.000,
- per
bulan. Bp. S bekerja
setiap hari mulai
pukul 16.00 sampi 18.00 dan tidak ada hari libur, sedangkan Ibu K bekerja
sebagai pembantu rumah tangga dengan penghasilan Rp. 300.000, - , bekerja
setiap hari berangkat pukul 06.00, siang pulang untuk istrahat, kemudian sore
berangkat lagi sampai maghrib dan tidak ada hari libur. Pengeluaran harian untuk belanja dapur Ibu K mengatakan ± Rp.
50000, - dan Ibu K mengatakan tidak
memiliki uang simpanan untuk keperluan kesehatan ataupun kepentingan yang
mendadak karena untuk kebutuhan sehari-hari saja masih kurang. Ibu K juga
mengatakan sering meminjam uang kepada tetangga untuk mencukupi kebutuhan
keluarganya. Suami An. S juga bekerja
swasta di PLTU dengan penghasilan Rp. 800000, -. An. S bekerja di CV dengan
penghasilan Rp. 800000, -.. Kedua penghasilan dari anak dan menantunya ini
digunakan untuk membantu kebutuhan keluarga.
11. Aktivitas
rekreasi keluarga
Keluarga mengatakan
tidak pernah ada jadwal rekreasi. Bapak S
mengatakan keluarganya hanya menikmati hiburan melalui TV, radio, dan hiburan dari cucu
pertamanya yaitu An. R yang
ada di rumahnya. Bapak S dan Ibu K mengatakan
jika dirinya stress dan
sedang banyak pikiran maka keluarga
Bapak S akan mencari
hiburan dengan main ke rumah tetangga.
B. Riwayat
dan Tahap Perkembangan Keluarga
1. Tahap
perkembangan keluarga saat ini :
Tugas
perkembangan keluarga dengan anak dewasa. Dalam keluarga Bp.S terdiri dari 2
ank yaitu An.S dan An.S,dan keduanya sudah menikah dan tinggal serumah dengan
Bp.S.
2. Tahap
perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
Bp.
S dan Ibu K belum memenuhi tugas perkembangan keluarga dengan anak dewasa,
karena anak pertama sudah menikah tetapi masih tinggal bersama dengan keluarga
Bp.S
3. Riwayat
keluarga inti
Keluarga
Bapak S berasal dari Jawa, Bapak S dari Sidakaya sedangkan Ibu K dari
Jeruklegi ,awal
menikah mereka tinggal
bersama orangtua Bapak S kemudian pindah
ke rumah yang sekarang. Sebelum menikah dengan Ibu K, Bapak S adalah seorang
duda dengan 4 anak laki-lakinya. Mantan istri Bapak S tinggal disamping rumah
Bapak S. Kemudian Bapak S dan Ibu K menikah. Dan dari
pernikahan keduanya,
Bapak S mempunyai 2 orang anak.
4. Riwayat
keluarga sebelumnya
Keluarga Bapak S berasal dari keluarga yang sangat sederhana. Dulu
Bapak S jarang bekerja
(pengangguran) yang
berlangsung lama. Bapak S mengatakan sebelum menikah dengan Ibu
K, dia pernah menikah dengan orang lain, mempunya 4 orang anak dan kemudian
bercerai. Tetapi sekarang Bapak S bekerja
sebagai tukang sampah, namun karena pengahsilan
dari tukang samaph itu kecil, Ibu K turut membantu bekerja sebagai pembantu di
rumah tetangganya.
C. Lingkungan
1. Karakteristik
rumah
Rumah Bapak
S terletak didalam pemukiman padat penduduk
dan milik sendiri. Luas rumah 5 x 13 meter, semi
permanen. Terdiri dari 3 kamar tidur, 1 ruang tamu yang bergabung dengan ruang
keluarga, 1 ruang makan bergabung
dengan dapur. Luas masing-masing kamar 2 x 3 meter dan
masing-masing memiliki jendela. Cahaya masuk rumah karena jendela dan pintu
dibuka, ventilasi udara baik sehingga ruangan terlihat luas dan bersih namun cahaya dan
ventilasi di kamar kurang, karena jendela tidak dibuka. Kamar
mandi dan WC 2 x 1,5 Meter.
Sumber air minum berasal dari sumur yang berjarak 12 meter dari
septik tank. Air limbah rumah tangga dibuang melalui diselokan
belakang rumah. Penerangan rumah dari listrik. Ibu K memasak
menggunakan kompor gas. Tidak
ada langit-langit rumah, langsung terhubung ke atap (asbes).
Lantai terlihat kering dan bersih dan terbuat dari tegel keramik. Halaman depan
rumah dimanfaatkan untuk kandang
ternak (ayam) dengan jarak 1 meter, dan terlihat tidak kotor karena setiap hari
dibersihkan. Terdapat kurungan ayam yang berada di dapur.
Denah
rumah :
U
Dapur
K. Mandi
B T
R. Tidur R.
Makan S
13 m
R. Tidur R. Keluarga &
R. Tamu
R. Tidur
5 m
2.
Karakteristik tetangga dan komunitas :
Rumah Keluarga Bapak S berjarak 2
meter. Tidak
dibatasi oleh teras dan pagar
rumah. Jalan ke rumah Keluarga Bapak
S sempit. Bapak
S sering berkunjung ke tetangga pada siang hari dan jika sedang stres. Tetangga
keluarga Bapak
S banyak yang berprofesi sebagai buruh dan nelayan
3.
Mobilitas geografis keluarga
Keluarga Bapak
S pindah ke rumah mereka sendiri yang berada di jalan kantil beberapa bulan
setelah pernikahan, karena awalnya mereka tinggal bersama orangtua Bapak S.
Keluarga Bapak
S sesekali pergi ketempat saudara, namun jarang pulang kampung karena sudah tidak
mempunyai orangtua lagi
4.
Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyakarat
Keluarga Bapak S berinteraksi dengan tetangga dalam bentuk
perbincangan tanpa tujuan yang jelas. Ibu K aktif mengikuti pengajian dan arisan dengan tetangga, sedangkan
Bapak S aktif dalam kegiatan warga dan keamanan kampungnya
5.
Sistem pendukung keluarga
Keluarga Bapak S berusaha mencukupi kebutuhannya sendiri, namun
karena keluarga Bapak S
sering mengalami kesulitan ekonomi, mereka sering meminjam uang untuk kebutuhan
keluarga. Jika ada permasalahan didalam keluarga, keluarga Bapak S berusaha
menyelesaikan sendiri dengan jalan musyawarah. Bapak S mengatakan jarang timbul
pertengkaran dengan istri maupun anak-anaknya.
D. Lima
tugas kesehatan keluarga
1.
Mengenal
masalah kesehatan
Ibu
K mengatakan sering pusing, kaku pada lehernya, dan terlihat lemas. Ibu K
mengatakan pusingnya disebabkan karena tensinya tinggi, dan Ibu K
mengetahui kalaau ia terkena tekanan
darah tinggi.
Bapak
S mengatakan sebenarnya dia sering lemas, namun tidak peduli untuk memeriksakan
kesehatannya.
2.
Mengambil
keputusan terkait masalah kesehatan
Ibu K mengatakan jika ia
sedang pusing dan lemas, harus segera ditangani
3.
Merawat
anggota keluarga yang sakit
Ibu
K mengatakan apabila pusing ia mengkonsumsi obat captopril. Ibu K mengatakan
jika Bapak S sedang tidak enak badan, ia akan minta “kerokan”. Tapi mereka
belum mengetahui tentang obat tradisional untuk menurunkan darah tinggi
4.
Memodifikasi
lingkungan kesehatan
Bapak
S mengatakan ia akan tidur dan istirahat jika sedang pusing. An S tahu bahwa makanan
yang harus dihindari, contohnya seperti makanan yang asin. Bapak S mengkonsumsi
rokok 2 bungus per hari
5.
Memanfaatkan
fasilitas pelayanan kesehatan
Walaupun
mempunyai Jamkesmas, keluarga tidak memanfaatkannya. Bapak S tidak pernah mau
untuk berobat ke rumah sakit, dokter, puskesmas karena ia sudah pasrah dan
tidak peduli dengan kondisinya. Sedangkan Ibu K mengatakan ia rajin untuk
datang ke posyandu lansia dan meminta pengobatan.
E. Struktur
Keluarga
1. Pola
komunikasi keluarga
Bp. S dan
Ibu K sering membicarakan masalah keluarga dengan melibatkan semua anggota
keluarganya, karena masalah yang dihadapi merupakan masalah bersama. Komunikasi antar anggota keluarga selalu terjalin
dengan baik.
2. Struktur
kekuatan keluarga
Pengambil keputusan adalah Bp. S tetapi juga melibatkan
keluarga.
3. Struktur
peran keluarga
Peran formal:
Bp. S berperan
sebagai kepala keluarga, pencari nafkah dan pengatur rumah tangga. Ibu K berperan sebagai pengatur
kebutuhan keluarga, pendidik, dan pelindung anak, serta membantu mencari nafkah
keluarga.
Peran informal:
Bapak S bekerja sebagai tukang sampah. Ibu K bekerja sebagai pembantu
rumah tangga didekat rumahnya untuk
membantu suami mencukupi kebutuhan keluarga
4. Nilai
dan norma budaya
Keluarga Bp. S menerapkan nilai-nilai Islam pada keluarga.
Aturan di keluarga berlaku berdasarkan nilai-nilai agama Islam.
F. Fungsi
Keluarga
1. Fungsi
afektif
Keluarga
Bp. S saling menyayangi, peduli dan saling menghargai satu sama lain, dan Ibu K
mengatakan dirinya selalu dekat dengan keluarganya.
2.
Fungsi sosialisasi
Keluarga Bp. S memperbolehkan anggota keluarga bergaul dengan siapa
saja, terutama dengan tetangga
sekitar.
3.
Fungsi perawatan keluarga
Keluarga Bp. S mengatakan sehat merupakan hal yang harus
disyukuri, dan
apabila sakit Bp. S tidak
terlalu merasakan sakitnya dan beranggapan sakitnya akan cepat sembuh. Bapak S
merokok dua bungkus setiap hari. Lingkungan keluarga Bp. S terlihat bersih dan rapi terdapat kandang ayam di depan rumah dan selalu
dijaga kebersihannya. Jika keluarga Bp. S sakit biasanya kerokkan dan membeli
obat di apotik dan ke dokter apabila mempunyai uang.
G. Stress
dan Koping Keluarga
1. Stressor
jangka pendek
Bp. S mengatakan
tidak terlalu khawatir karena anggapan terhadap kondisi kesehatan sakitnya itu
akan segera sembuh.
2.
Stressor jangka panjang
Bp.
S mengatakan
apabila sakitnya belum sembuh hanya berserah diri dan pasrah dengan kondisinya.
3.
Kemampuan keluarga berespons terhadap masalah
Keluarga Bp. S mengatakan
setiap masalah harus dihadapi dan diselesaikan.
4.
Strategi koping yang digunakan
Keluarga
Bp. S mengatakan apabila ada masalah tidak bercerita dengan orang lain hanya
diselesaikan dengan anggota keluarga
5.
Strategi adaptasi disfungsional
Sampai
saat ini belum ditemukan adaptasi disfungsional.
H.
Pemeriksaan
fisik
Terlampir.
I. Harapan
Keluarga terhadap Asuhan Keperawatan Keluarga
Keluarga
berharap perawat dapat membantu penyelesaian masalah kesehatan yang ada didalam keluarganya.
No
|
Diagnosa Keperawatan
Keluarga
|
Tujuan
|
Khusus
|
Kriteria Evaluasi
|
Rencana Tindakan
|
|
Umum
|
Kriteria
|
Standar
|
||||
1.
|
Kurang
pengetahuan pada Keluarga Bp.S Khususnya Bp.S dan Ibu.K berhubungan dengan
Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit.
|
Setelah
dilakukan asuhan keperawatan selama
1 x pertemuan diharapkan terkanan darah menurun
|
Setelah dilakukan pertemuan sebanyak 1 kali 45 menit diharapkan ;
1.
Keluarga dapat menyebutkan cara merawat anggota keluarga
dengan tekanan darah tinggi
a. Menjelaskan
cara pengobatan
tradisional untuk menurunkan hipertensi
b.
Mendemonstrasikan
cara membuat obat tradisional untuk menurunkan hipertensi
2.
Keluarga
mampu memanfaatkan pelayanan kesehatan.
Dengan cara :
a. Menyebutkan
manfaat kunjungan ke fasilitas kesehatan
|
Respon verbal
Respon psikomotor
Respon verbal
|
Pengobatan tradisional yang dapat
digunakan dalam menurunkan hipertensi adalah dengan jus mentimun.
Caranya adalah mentimun 2/3 biji
dicuci, diparut atau diblender kemudian tambahkan setengah gelas air atau
secukupnya sampai menjadi jus mentimun,tambahkan air jeruk nipis dan gula
pasir secukupnya.
Keluarga
dapat mengetahui manfaat kunjungan ke fasilitas kesehatan :
-
Mendapatkan pelayanan
kesehatan
-
Mendapatkan
pendidikan kesehatan tentang Hipertensi
Keluarga dapat mmanfaatkan kartu jamkesmas
Keluarga dapat memanfaatkan pelayanan posyandu
lansia
|
a.
Diskusikan dengan keluarga cara menurunkan
hipertensi dengan jus mentimun
b.
Dorong keluarga untuk mengungkapkan kembali
c.
Beri pujian atas jawaban yang benar
a.
Demonstrasikan cara
membuat jus mentimun
b.
Beri kesempatan keluarga
bertanya
c.
Motivasi keluarga
untuk melakukan redemonstrasi
d.
Beri pujian atas kemampuan keluarga
a.
Informasikan
mengenai pengobatan dan pendidikan kesehatan yang dapat diperoleh keluarga di
pelayanan kesehatan
b.
Dorong
keluarga untuk mengungkapkan kembali penjelasan yang diberikan
c.
Beri pujian atas kemampuan keluarga
|
2
|
Resiko
Terjadinya Ispa Pada keluarga Bp.S yang berhubungan dengan ketidakmampuan
keluarga memodifikasi lingkungan yang sehat
|
Setelah
dilakukan asuhan keperawatan 1
kali pertemuan diharapkan keluarga mampu memodifikasi lingkungan
yang sehat
|
Setelah dilakukan pertemuan sebanyak 1 kali 45 menit diharapkan ;
1.
Keluarga dapat memodifikasi lingkungan yang sehat
a.
Menjelaskan tentang Rumah sehat
|
Respon verbal
|
Keluarga dapat menciptakan lingkungan
rumah yang sehat dengan cara selalu membuka jendela dan dapat memindahkan
kandang ayam serta membersihkan kandang ayam secara rutin
|
a.
Diskusikan dengan
keluarga tentang rumah sehat
b.
Anjurkan keluarga
mengungkapkan kembali tentang rumah sehat
c.
Beri pujian atas kemampuan keluarga
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar