Rabu, 12 Desember 2012

RESPON IMUN TERHADAP DEFISIENSI GIZI DAN RESPON IMUN TERHADAP PENGOBATANNYA


RESPON IMUN TERHADAP DEFISIENSI GIZI DAN RESPON IMUN TERHADAP PENGOBATANNYA
A.    Pengertian Defisiensi Gizi
Secara umum, kurang gizi adalah salah satu istilah dari penyakit malnutrisi
energi-protein (MEP), yaitu penyakit yang diakibatkan kekurangan energi dan
protein.
Defisiensi gizi terjadi jika zat-zat gizi yang terdapat dalam makanan yang dikonsumsi mengalami defisiensi atau kekurangan, bila ini terjadi secara bertahap sel, intrasel, jaringan, dan organ tubuh  akan mengalami kematian. Jika sebaliknya, terjadi kelebihan gizi, zat-zat gizi makanan yang dikonsumsi mengalami kelebihan maka secara bertahap pula akan mengalami proses toksisitas (over) dan selanjutnya secara bertahap sel, intrasel, jaringan, dan organ tubuh akan mengalami kematian (lihat gambar diatas). Ketidak seimbangan antara intake dan kebutuhan tubuh yaitu  ketidak seimbangan zat-zat gizi yang terdapat dalam makanan yaitu karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral, air dan serat yang diperlukan seseorang sehari yang dapat menimbulkan gejala kekurangan/kelebihan akan zat makanan tersebut. Ketidak kesimbangan ini selalu berada dalam suatu lingkungan tertentu, artinya lingkungan juga dapat mempengaruhi ketidak seimbangan  antara intake dan kebutuhan gizi tubuh. Misalnya  lingkungan dimana terjadi gagal panen padi, disini tentunya ketersediaan pangan akan berkurang sampai  ketingkat konsumsi dan akhirnya akan terjadi kekurangan gizi.

B.     Penyebab Defisiensi Gizi
Riwayat alamiah terjadinya masalah gizi (defisiensi gizi), dimulai dari tahap prepatogenesis yaitu proses interaksi antara penjamu (host=manusia), dengan penyebab (agent=zat-zat gizi) serta lingkungan (environment). Pada tahap ini terjadi keseimbangan antara ketiga komponen yaitu tubuh manusia, zat gizi dan lingkungan dimana manusia dan zat-zat gizi makanan berada (konsep : John Gordon).
Ada 4 kemungkinan  terjadinya penyakit defisiensi gizi.
1.      Pertama : makanan yang dikonsumsi kurang baik dari segi kualitas maupun kuantitas.
2.      Kedua:  Peningkatan kepekaan host terhadap kebutuhan gizi mis : kebutuhan yang meningkat karena sakit.
3.      Ketiga: Pergeseran lingkungan yang memungkinkan kekurangan pangan, misalnya misalnya gagal panen.
4.      Keempat: Perubahan lingkungan yang mengubah meningkatkan kerentanan host mis : kepadatan penduduk di daerah kumuh
Catatan : HOST (pejamu) : Manusia atau makhluk  hidup lainnya yang menjadi tempat proses alamiah perkembangan penyakit defisiensi gizi. AGENT (penyebab): Zat-zat gizi  yang terdapat dalam makanan yang dapat menyebabkan suatu penyakit defisiensi gizi. ENVIRONMENT (lingkungan): Semua faktor luar dari individu (manusia)



C.    Akibat Defisiensi Gizi Pada Proses Tubuh
Akibat kurang gizi terhadap proses tubuh bergantung pada zat-zat gizi apa yang kurang. Kekurangan gizi secara umum (makanan yang kurang dalam kuantitas dan kualitas) menyebabkkan gangguan pada proses:
1.      Pertumbuhan: anak2 tidak tumbuh menurut potensialnya. Protein digunakan sebagai zat pembakar, jika kekurangan, maka otot2 menjadi lembek dan rambut mudah rontok.
2.      Produksi tenaga berkurang, sehingga tubuh menjadi lemah, malas, dan produktivitas kerja menurun.
3.      Daya tahan tubuh terhadap tekanan atau stress menurun. System imunitas dan antibody berkurang, sehingga lebih mudah terserang infeksi.
4.      Struktur dan fungsi otak: kurang gizi pada usia muda dapat berpengaruh terhadap perkembangan mental dan kemampuan berpikir. Otak mencapai bentuk maksimalnya pada usia 2 tahun. Kekurangan gizi dapat berakibat terganggunya fungsi otak secara permanen.
5.      Anak anak maupun orang dewasa yang kurang gizi menunjukkan perilaku tidak tenang, mudah tersinggung, cengeng, dan apatis.
D.    Respon Imun Terhadap Defisiensi Gizi
Defisiensi gizi menyebabkan Daya tahan tubuh terhadap tekanan atau stress menurun. System imunitas dan antibody berkurang, sehingga lebih mudah terserang infeksi.
Sering infeksi Selenium merupakan antioksidan yang sanggup mencegah virus-virus berbahaya dan sel penyebab kanker. Jika tubuh kekurangan mineral ini maka sistem imun menurun efektivitasnya sehingga lebih mudah sakit dan beresiko besar menderita kanker.
Sumber selenium adalah jamur, bawang putih, kubis, wortel, lobak, brokoli, hati, kerang, ikan tuna, salmon, dan daging unggas.
Sudah lama diketahui bahwa orang yang kekurangan gizi lebih berisiko terhadap penyakit infeksi karena tanggapan kekebalannya tidak cukup. Infeksi kemudian mengarah pada peradangan dan keadaan gizi yang memburuk, yang memperburuk sistem kekebalan. Ini yang disebut ‘lingkaran setan.' Dampak dari penyakit infeksi tertentu, termasuk HIV dan tuberkulosis (TB), dapat menjadi lebih buruk apabila orang yang terinfeksi kekurangan gizi. Kekurangan gizi protein-kalori mempunyai dampak negatif yang bermakna terhadap berbagai komponen sistem kekebalan. Penelitian menunjukkan penurunan fungsi organ sistem kekebalan (timus, limpa, kelenjar getah bening) pada orang yang kekurangan gizi. Cabang sistem kekebalan yang membuat antibodi melemah pada kasus malanutrisi, terutama dengan menurunnya jumlah sel-B yang beredar dan tanggapan antibodi. Terkait dengan cabang sistem kekebalan lain, orang yang kekurangan gizi menunjukkan penurunan jumlah sel CD4 dan CD8, dan sel ini kurang mampu untuk menggandakan diri atau menanggapi organisme yang menular seperti virus yang hidup dalam diri mereka. Mekanisme lain yang membunuh organisme infeksi juga ditekan pada malanutrisi. Fungsi sitokin, zat kimia yang berperan sebagai pembawa pesan sel, berubah pada orang yang kekurangan gizi.Mengganti kalori dan protein adalah intervensi yang sulit namun penting bagi orang yang hidup dengan HIV/AIDS untuk ditingkatkan seefektif seperti tanggapan kekebalan untuk melawan infeksi oportunistik.
E.    


Tidak ada komentar:

Posting Komentar