Senin, 26 November 2012

MAKRONUTRIEN


PEMBAHASAN

JENIS-JENIS MAKRONUTRIEN
1.     Karbohidrat
2.     Protein
3.     Lemak
A.      Karbohidrat
a.         Pengertian
Karbohidrat ('hidrat dari karbon', hidrat arang) atau sakarida (dari bahasa Yunani σάκχαρον, sákcharon, berarti "gula") adalah segolongan besar senyawa organik yang paling melimpah di bumi. Karbohidrat memiliki berbagai fungsi dalam tubuh makhluk hidup, terutama sebagai bahan bakar (misalnya glukosa), cadangan makanan (misalnya pati pada tumbuhan dan glikogen pada hewan), dan materi pembangun (misalnya selulosa pada tumbuhan, kitin pada hewan dan jamur). Pada proses fotosintesis, tetumbuhan hijau mengubah karbon dioksida menjadi karbohidrat.
Bentuk molekul karbohidrat paling sederhana terdiri dari satu molekul gula sederhana yang disebut monosakarida, misalnya glukosa, galaktosa, dan fruktosa. Banyak karbohidrat merupakan polimer yang tersusun dari molekul gula yang terangkai menjadi rantai yang panjang serta dapat pula bercabang-cabang, disebut polisakarida, misalnya pati, kitin, dan selulosa. Selain monosakarida dan polisakarida, terdapat pula disakarida (rangkaian dua monosakarida) dan oligosakarida (rangkaian beberapa monosakarida).
Karbohidrat sangat penting sebagai sumber energi.
Dalam mengkonsumsinyapun harus seimbang, tidak boleh berlebihan ataupun kekurangan, disesuaikan dengan usia dan kegiatan. Jika asupan karbohidrat berlebihan, maka akan menyebabkan obesitas. Sebaliknya jika kekurangan karbohidrat bisa menyebabkan kekurusan atau gizi kurang, maka bisa menyebabkan daya tahan tubuh seseorang menjadi tidak optimal.
Karbohidrat kompleks
Karbohidrat kompleks adalah karbohidrat yang tersusun dari gula-gula kompleks, bukan gula sederhana seperti gula pasir atau sukrosa. Karbohidrat kompleks bisa didapatkan dari gandum, jagung, kentang atau ubi-ubian.


Berbeda dengan gula sederhana, karbohidrat kompleks akan melepaskan energi secara berkala sepanjang hari, sehingga perut tidak akan langsung kenyang setelah makan. Hal ini dapat mencegah kantuk yang biasanya muncul setelah kenyang.
Otak mengandalkan glukosa untuk berpikir dan bekerja. Namun kebanyakan mengonsumsi glukosa justru akan memicu rasa kantuk karena glukosa yang masuk ke dalam tubuh akan cepat dipecah karena unsurnya yang sederhana.
Jika cadangan glukosa sudah habis, artinya tidak ada lagi bahan bakar dan akibatnya tubuh jadi lemas, mengantuk jika tidak segera diisi lagi. Disinilah peran karbohidrat kompleks dibutuhkan.
Kita tentunya tidak ingin rasa kantuk datang disaat memulai aktivitas, oleh karena itu sarapan di waktu yang tepat (jam 6 atau 7 pagi), nutrisi yang tepat (mengandung karbohdrat kompleks) dan jumlah yang tepat adalah cara yang paling baik mengatasinya.
Karbohidrat olahan
Sebuah penelitian baru-baru ini telah menunjukkan bahwa orang yang secara berlebihan dalam mengonsumsi karbohidrat olahan seperti gula putih, coklat, gula buah, sirup jagung, madu, dan permen, lebih berpotensi mengalami peradangan secara signifikan.
 
Peradangan merupakan respon umum yang terjadi dalam tubuh yang membuat sistem kekebalan tidak mampu menangkal penyakit. Sumber penyakit ini biasanya dibawa oleh bakteri, virus, maupun sel-sel yang rusak, dan dari karbohidrat sederhana atau olahan. Dan meskipun pada umumnya peradangan mengarah pada perbaikan dan penyembuhan jaringan yang rusak, tetapi ketika telah terjadi peradangan kronis, hal ini dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami masalah kesehatan dan bahkan kematian.
Meski tidak ada publikasi yang menyebutkan tentang bahaya ini, tapi hasil penelitian ini seharusnya meningkatkan kewaspadaan saat mengonsumsi makanan maupun minuman.
Konsumsi Karbohidrat Olahan Berlebih dan Peradangan
Penelitian tersebut menemukan bahwa orang yang secara berlebihan mengonsumsi karbohidrat olahan kemungkinan besar bisa terkena peradangan. Diabetes dan obesitas terkadang diklasifikasikan sebagai penyakit radang, maka konsumsi karbohidrat olahan yang terlalu banyak juga berpotensi tinggi untuk memicu kedua penyakit tersebut. Kalori tambahan yang ada dalam makanan, terutama dari karbohidrat olahan, merupakan faktor penyebab obesitas dan meningkatkan risiko terkena diabetes tipe 2, bahkan bisa memperburuk kondisi kesehatan yang ada.
b.        Peran dan interaksi  pada system imun
1.    Suplai sistem imun dengan energi untuk melawan patogen
Cara agar asupan karbohidrat seimbang untuk system imun :
1.         Tingkatkan karbohidrat kompleks
2.         Batasi gula sederhana
3.         Batasi karbohidrat olahan
B.       Protein
a.      Pengertian
Protein (asal kata protos dari bahasa Yunani yang berarti "yang paling utama") adalah senyawa organik kompleks berbobot molekul tinggi yang merupakan polimer dari monomer-monomer asam amino yang dihubungkan satu sama lain dengan ikatan peptida. Molekul protein mengandung karbon, hidrogen, oksigen, nitrogen dan kadang kala sulfur serta fosfor. Protein berperan penting dalam struktur dan fungsi semua sel makhluk hidup dan virus.
Kebanyakan protein merupakan enzim atau subunit enzim. Jenis protein lain berperan dalam fungsi struktural atau mekanis, seperti misalnya protein yang membentuk batang dan sendi sitoskeleton. Protein terlibat dalam sistem kekebalan (imun) sebagai antibodi, sistem kendali dalam bentuk hormon, sebagai komponen penyimpanan (dalam biji) dan juga dalam transportasi hara. Sebagai salah satu sumber gizi, protein berperan sebagai sumber asam amino bagi organisme yang tidak mampu membentuk asam amino tersebut (heterotrof). Setiap orang dewasa harus sedikitnya mengkonsumsi 1 g protein pro kg berat tubuhnya. Kebutuhan akan protein bertambah pada perempuan yang mengandung dan atlet-atlet.
b.      Peran dan Interaksi pada sistem imun
1.      Membuat enzim untuk eliminasi patogen, menjaga saluran cerna, menjaga sistem imun
2.      Menunjang keberadaan setiap sel tubuh, proses kekebalan tubuh.
3.      Sistem kendali dalam bentuk hormon, sebagai komponen penyimpanan (dalam biji) dan juga dalam transportasi hara
Cara agar asupan protein tetap seimbang :
1.        Pilih daging tidak berlemak
2.        Pilih protein nabati
3.        Batasi konsumsi daging berlemak
Kekurangan Protein bisa berakibat fatal:
Protein sendiri mempunyai banyak sekali fungsi di tubuh kita. Pada dasarnya protein menunjang keberadaan setiap sel tubuh, proses kekebalan tubuh. Setiap orang dewasa harus sedikitnya mengonsumsi 1 g protein per kg berat tubuhnya. Kebutuhan akan protein bertambah pada perempuan yang mengandung dan atlet-atlet.

Kekurangan Protein bisa berakibat fatal:
Kerontokan rambut (Rambut terdiri dari 97-100% dari Protein -Keratin)
Yang paling buruk ada yang disebut dengan Kwasiorkor, penyakit kekurangan protein. Biasanya pada anak-anak kecil yang menderitanya, dapat dilihat dari yang namanya busung lapar, yang disebabkan oleh filtrasi air di dalam pembuluh darah sehingga menimbulkan odem.Simptom yang lain dapat dikenali adalah:
·         hipotonus
·         gangguan pertumbuhan
·         hati lemak
·         Kekurangan yang terus menerus menyebabkan marasmus dan berkibat kematian.
C.       Lemak
a.         Pengertian
Asam lemak (bahasa Inggris: fatty acid, fatty acyls) adalah senyawa alifatik dengan gugus karboksil. Bersama-sama dengan gliserol, merupakan penyusun utama minyak nabati atau lemak dan merupakan bahan baku untuk semua lipida pada makhluk hidup. Asam ini mudah dijumpai dalam minyak masak (goreng), margarin, atau lemak hewan dan menentukan nilai gizinya. Secara alami, asam lemak bisa berbentuk bebas (karena lemak yang terhidrolisis) maupun terikat sebagai gliserida.
Asam lemak mengandung energi tinggi (menghasilkan banyak ATP). Karena itu kebutuhan lemak dalam pangan diperlukan. Diet rendah lemak dilakukan untuk menurunkan asupan energi dari makanan.
Asam lemak tak jenuh dianggap bernilai gizi lebih baik karena lebih reaktif dan merupakan antioksidan di dalam tubuh.
Posisi ikatan ganda juga menentukan daya reaksinya. Semakin dekat dengan ujung, ikatan ganda semakin mudah bereaksi. Karena itu, asam lemak Omega-3 dan Omega-6 (asam lemak esensial) lebih bernilai gizi dibandingkan dengan asam lemak lainnya. Beberapa minyak nabati (misalnya α-linolenat) dan minyak ikan laut banyak mengandung asam lemak esensial (lihat macam-macam asam lemak).
Karena mudah terhidrolisis dan teroksidasi pada suhu ruang, asam lemak yang dibiarkan terlalu lama akan turun nilai gizinya. Pengawetan dapat dilakukan dengan menyimpannya pada suhu sejuk dan kering, serta menghindarkannya dari kontak langsung dengan udara.

Klasifikasi Lemak Berdasarkan Kejenuhan Ikatan
Jenis-jenis Asam Lemak
Molekul lemak terbentuk dari gliserol dan tiga asam lemak. Oleh karena itu, penggolongan lemak lebih didasarkan pada jenis asam lemak penyusunnya. Berdasarkan jenis ikatannya, asam lemak dikelompokkan menjadi dua, yaitu:
a.         Asam lemak jenuh
Asam lemak jenuh, yaitu asam lemak yang semua ikatan atom karbon pada rantai karbonnya berupa ikatan tunggal (jenuh). Contoh: asam laurat, asam palmitat, dan asam stearat.
 
b.         Asam lemak tak jenuh
Asam lemak tak jenuh, yaitu asam lemak yang mengandung ikatan rangkap pada rantai karbonnya.
Contoh: asam oleat, asam linoleat, dan asam linolenat.
Asam lemak essensial, seperti Asam Linoleat dan Asam α-Linolenat tidak bisa disintesis dalam sel mamalia sehingga harus diperoleh dari makanan. Asam linoleat (ω-6) terkandung dalam minyak jagung, minyak bunga matahari, minyak sawit, margarin, dan lemak hewani. Asam linolenat (ω-3) terkandung dalam kacang kedelai dan minyak kanola. PUFA rantai panjang seperti asam eikosapentanoat (eicosapentanoic acid, EPA) dan asam dokosaheksanoat (docosahexanoic acid, DHA) dapat disintesis dalam tubuh dengan prekursor asam α-linolenat atau dapat diperoleh dari minyak ikan laut. Konsumsi EPA dan DHA terbukti memiliki fungsi modulasi spesifik pada imunitas alami dan dapatan. Konsumsi EPA dan DHA setelah stimulasi mitogen menurunkan produksi interleukin (IL)-1, IL-6, Tumor Necrosis Factor (TNF)-α oleh sel mononuklear pada pembuluh darah perifer dan makrofag peritoneal. Konsumsi PUFA n-3 dalam jumlah sedang (<1gr EPA + DHA/hari) setelah stimulasi mitogen tidak bersifat imunosupresif bahkan dapat meningkatkan fungsi imun seperti proliferasi dan aktivasi sel limfosit, aktivitas sel NK, aktivasi makrofag, produksi IL-1, IL-2, TNF-α. Penambahan dalam jumlah kecil DHA dan asam arakhidonat dalam formula untuk bayi mampu merubah maturasi sel T (ekspresi antigen CD45RO+ pada sel CD4+)

Menjaga asupan lemak esensial yang cukup bagi anak tidaklah gampang, karena lemak esensial tidak dapat diproduksi sendiri oleh tubuh, sehingga harus melalui makanan yang dikonsumsi.
Makanan yang mengandung kadar lemak esensial tinggi antara lain:
1.      Ikan laut dalam seperti salmon, tuna, tenggiri, dan kakap
2.      Minyak sayur yang tidak dipanaskan terlalu tinggi. Bila dipanaskan terlalu tinggi seperti saat mengoreng, lemak esensial yang ada pada minyak sayur berubah menjadi lemak jenuh yang jahat.
3.      Kacang-kacangan
4.      Kedelei pada tempe dan tahu
5.      Tauge
6.      Telur dan produk susu
7.      Minyak kelapa
8.      Ayam
9.      Biskuit asin
10.  Alpukat

Menurut dr Fiastuti, anak harus diberi lemak esensial sejak ia mulai terlepas dari ASI, sekitar usia 1 atau 2 tahun. Bila seorang anak kekurangan lemak esensial, dapat berakibat seperti berikut:
1.         Membran-membran sel yang melindungi organ lemah, sehingga si anak gampang sakit
2.         Sistem jantung menjadi tidak kuat
3.         Tumbuh kembang otak terganggu
4.         Imunitas atau sistem kekebalan tubuh rendah
b.        Peran dan Interaksi pada system imun
1.      Defisiensi asam linoleat (asam lemak omega 6) menekan respons antibody
2.      Kelebihan intake asam linoleat menghilangkan fungsi sel T.
3.      Konsumsi tinggi asam lemak omega 3 dapat menurunkan sel T helper dan produksi cytokine.
4.      Konsumsi asam linolenat dalam jumlah tinggi (>10% dari lemak total) dapat menekan kemampuan limfosit dalam merespon terhadap stimulasi mitogen, aktivitas sel NK, dan reaksi hipersensitivitas tipe lambat (tipe IV).



Tidak ada komentar:

Posting Komentar