Senin, 19 November 2012

Pilar – pilar dalam Model Praktik Keperawatan Professional (MPKP)


Dalam model praktik keperawatan professional terdiri dari empat pilar diantaranya adalah
1.      Pilar I : pendekatan manajemen (manajemen approach)
Dalam model praktik keperawatan mensyaratkaan pendekatan manajemen sebagai pilar praktik perawatan professional yang pertama.
Pada pilar I yaitu pendekatan manajemen terdiri dari :

PERENCANAAN DI RUANG MPKP

A.     Pendahuluan


Perencanaan adalah keseluruhan proses pemikiran dan penentuan secara matang hal-hal yang akan dikerjakan di masa mendatang dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditetapkan (Siagian, 1990). Perencanaan dapat juga diartikan sebagai suatu rencana kegiatan tentang apa yang harus dilakukan, bagaimana kegiatan itu dilaksanakan, dimana kegiatan itu dilakukan. Sehingga perencanaan yang matang akan memberi petunjuk dan mempermudah dalam melaksanakan suatu kegiatan. Dalam suatu organisasi perencanaan merupakan pola pikir yang dapat menentukan keberhasilan suatu kegiatan dan titik tolak dari kegiatan pelaksanaan kegiatan selanjutnya.

Kegiatan perencanaan dalam praktek keperawatan profesional merupakan upaya meningkatkan profesionalisme dalam pelayanan keperawatan sehingga mutu pelayanan bukan saja dapat dipertahankan tapi bisa terus meningkat sampai tercapai derajat kepuasan tertinggi bagi penerima jasa pelayanan keperawatan dan  pelaksana pelayanan itu sendiri. Dengan demikian sangat dibutuhkan perencanaan yang profesional juga.

Jenis-jenis perencanaan terdiri dari rencana jangka panjang, rencana jangka menengah dan rencana jangka pendek. Perencanaan jangka panjang disebut juga perencanaan strategis yang disusun untuk 3 sampai 10 tahun.  Perencanaan jangka menengah dibuat dan  berlaku 1 sampai 5 tahun. Sedangkan perencanaan jangka pendek dibuat satu jam sampai dengan satu tahun. Hirarki dalam perencanaan terdiri dari perumusan visi, misi, filosofi, peraturan, kebijakan, dan prosedur (Marquis & Houston, 1998).

Kegiatan perencanaan yang dipakai di ruang MPKP meliputi perumusan visi, misi, filosofi dan kebijakan. Sedangkan untuk jenis perencanaan yang diterapkan adalah perencanaan jangka pendek yang meliputi rencana kegiatan harian, bulanan dan tahunan.

B.     Tujuan

Setelah mengikuti pelatihan MPKP diharapkan perawat mampu:
1.      Merumuskan visi ruang MPKP
2.      Merumuskan misi ruang MPKP
3.      Merumuskan filosofi ruang MPKP
4.      Memahami kebijakan ruang MPKP
5.      Menyusun perencanaan jangka pendek yang meliputi rencana harian, bulanan dan tahunan

C.     Visi Di Ruang MPKP


Visi adalah pernyataan singkat yang menyatakan mengapa organisasi itu dibentuk serta tujuan organisasi tersebut. Visi perlu dirumuskan sebagai landasan perencanaan organisasi.
Contoh visi di Ruang MPKP RSMM Bogor adalah “Mengoptimalkan kemampuan hidup klien gangguan jiwa sesuai dengan kemampuannya dengan melibatkan keluarga.

D.     Misi Di Ruang MPKP


Misi adalah pernyataan yang menjelaskan tujuan organisasi dalam mencapai visi yang telah ditetapkan.
Contoh  misi di Ruang MPKP di RSMM Bogor adalah “Memberikan pelayanan prima secara holistik meliputi bio, psiko, sosio dan spiritual dengan pendekatan keilmuan keperawatan kesehatan jiwa yang professional.”

E.     Filosofi di Ruang MPKP


Filosofi adalah seperangkat nilai-nilai yang mengakar dan menjadi rujukan semua kegiatan dalam organisasi dan menjadi landasan dan arahan seluruh perencanaan jangka panjang. Nilai-nilai dalam filosofi dapat lebih dari satu.

Beberapa contoh pernyataan filosofi :
Individu memiliki harkat dan martabat
Individu mempunyai tujuan tumbuh dan berkembang
Setiap individu memiliki potensi berubah
Setiap orang berfungsi holistik (berinteraksi dan bereaksi terhadap lingkungan)

F.      Kebijakan di ruang MPKP


Kebijakan adalah pernyataan yang menjadi acuan organisasi dalam pengambilan keputusan.

Contoh kebijakan di ruang MPKP RSMM Bogor:
“Kepala Ruangan MPKP dipilih melalui fit and proper test”
“Staf MPKP bertugas  berdasarkan SK”


G.    Rencana Jangka Pendek di Ruang MPKP


Rencana jangka pendek yang diterapkan di ruang MPKP terdiri dari rencana harian, bulanan dan tahunan.
1.       Rencana harian
Rencana harian adalah  kegiatan yang akan dilaksanakan oleh perawat sesuai dengan perannya masing-masing, yang dibuat pada setiap shift. Isi kegiatan disesuaikan dengan peran dan fungsi perawat. Rencana harian dibuat sebelum operan dilakukan dan dilengkapi pada saat operan dan pre conference.

a.       Rencana harian kepala ruangan
Isi rencana harian Kepala Ruangan meliputi:
·         Asuhan keperawatan,
·         Supervisi Katim dan Perawat pelaksana
·         Supervisi tenaga selain perawat dan kerja sama dengan unit lain yang terkait.
Contoh Rencana Harian Kepala Ruangan dapat dilihat pada Tabel I.1.

Tabel I.1. Rencana Harian Kepala Ruangan

Nama               :                                   Ruangan:                     Tanggal:
Jumlah perawat:                                  Jumlah pasien:
Waktu

Kegiatan

Keterangan
07.00
Operan
Pre conference (jika jumlah tim lebih dari 1), mengecek SDM dan sarana prasarana.

08.00
Mengecek kebutuhan pasien (pemeriksaan, kondisi dll)

09.00
Melakukan interaksi dengan pasien baru atau pasien yang memerlukan perhatian khusus

10.00
Melakukan supervisi pada ketua tim/perawat pelaksana
Perawat 1 :………………………..(nama)
……………………………………(tindakan)
Perawat 2 :………………………..(nama)
……………………………………(tindakan)
Perawat 3 :………………………..(nama)
……………………………………(tindakan)

11.00
Hubungan dengan bagian lain terkait rapat-rapat terstruktur/insidentil

12.00
Mengecek ulang keadaan pasien, perawat, lingkungan yang belum teratasi
Ishoma

13.00
Mempersiapkan dan merencanakan kegiatan asuhan keperawatan untuk sore, malam dan esok hari sesuai tingkat ketergantungan pasien
Mengobservasi post conference

14.00
Operan


b.                              Rencana Harian Ketua Tim
Isi rencana harian ketua tim adalah:
·      Penyelenggaraan asuhan keperawatan pasien pada tim yang menjadi tanggung jawabnya
·      Melakukan supervisi perawat pelaksana
·      Kolaborasi dengan dokter atau tim kesehatan lain.
·      Alokasi pasien sesuai perawat yang dinas
Contoh Rencana Harian Ketua Tim dapat dilihat pada Tabel I.2.










Tabel I.2. Rencana Harian Ketua Tim

Nama   Perawat:                                  Ruangan:                     Tanggal:
Nama pasien:
1. ________________                                                4. ______________
2. ________________                                                5. ______________
3. ________________                                                6. ______________

Waktu
Kegiatan
Keterangan
07.00
Operan
Pre conference (jika jumlah anggota tim lebih dari 1 orang)
Membimbing makan dan memberi obat pasien

08.00
Pasien 1…………………………(tindakan)
Pasien 2…………………………(tindakan)
Pasien 3…………………………..(tindakan)

09.00
Supervisi perawat (dapat diatur sesuai kondisi dan kebutuhan)
Perawat 1.......................................(nama)
…………………………………..(tindakan)
Perawat 2.......................................(nama)
.......................................................(tindakan)

10.00
Memimpin Terapi Aktivitas Kelompok

11.00
Pasien 1…………………………(tindakan)
Pasien 2…………………………(tindakan)
Pasin 3…………………………..(tindakan)

12.00
Membimbing makan dan memberi obat pasien
Ishoma

13.00
Post conference dan menulis dokumentasi 
Memeriksa kelengkapan dokumentasi askep
Alokasi pasien sesuai dengan perawat yang dinas

14.00
Operan


c.                              Rencana Harian Perawat Pelaksana
Isi rencana harian perawat pelaksana adalah tindakan keperawatan untuk sejumlah pasien yang dirawat pada shift dinasnya. Rencana harian perawat pelaksana shif sore dan malam agak berbeda jika hanya satu orang dalam satu tim maka perawat tersebut berperan sebagai ketua tim dan perawat pelaksana sehingga tidak ada kegiatan pre dan post conference.

Contoh Rencana Harian Perawat Pelaksana dapat dilihat pada Tabel I.3.





Tabel I.3. Rencana Harian Perawat Pelaksana

Nama perawat            :                       Ruangan :                                Tanggal:
Nama pasien               :
1. _____________                              4. ___________________
2. _____________                              5. ___________________
3. _____________                              6. ___________________
Waktu
Kegiatan
Ket
07.00
14.00
21.00
Operan
Pre conference (jika 1 tim lebih dari 1 orang)
Membimbing makan dan memberikan obat (dinas pagi)

08.00
15.00
22.00
Pasien 1……………………………(tindakan)
Pasien 2……………………………(tindakan)
Pasien 3……………………………(tindakan)

09.00
16.00
23.00
Pasien 4……………………………(tindakan)
Pasien 5……………………………(tindakan)
Pasien 6……………………………(tindakan)

10.00
17.00
24.00
Pasien 1……………………………(tindakan)
Pasien 2……………………………(tindakan)
Pasien 3……………………………(tindakan)

11.00
18.00
05.00
Pasien 4……………………………(tindakan)
Pasien 5……………………………(tindakan)
Pasien 6……………………………(tindakan)

12.00
19.00

Membimbing makan dan memberi obat pasien
Istirahat

13.00
20.00
06.00
Post Conference (jika tim lebih dari satu orang) dan dokumentasi askep

14.00
21.00
07.00
Operan



d. Penilaian Rencana Harian Perawat
Untuk menilai keberhasilan dari perencanaan harian dilakukan melalui observasi menggunakan instrumen jurnal rencana harian (Tabel I.4).

Setiap Ketua Tim mempunyai instrumen dan mengisinya setiap hari. Pada akhir bulan dapat dihitung presentasi pembuatan rencana harian masing-masing perawat.









Tabel I.4. Dokumentasi Pembuatan Rencana Harian (RH) Perawat



No

Nama Perawat
Bulan :
1
2
3
4
5
6
7



30
Jml
%
1
Ali
Ö
Ö
Ö
0
Ö
Ö
Ö
Ö
0
Ö
Ö
9
100
2
Adi
-
Ö
Ö
Ö
Ö
0
Ö
Ö
Ö
Ö
Ö
9
90
3
Ani
Ö
Ö
0
Ö
Ö
Ö
Ö
0
Ö
Ö
Ö
9
100
4
Ami
0
Ö
Ö
Ö
0
Ö
Ö
Ö
Ö
0
Ö
8
100
5
Aki
-
Ö
Ö
Ö
0
Ö
Ö
Ö
Ö
Ö
Ö
9
90
6
Bona
0
Ö
Ö
Ö
-
Ö
Ö
Ö
Ö
0
Ö
8
88,9
7
Buni
Ö
Ö
0
Ö
Ö
Ö
Ö
0
Ö
Ö
Ö
9
100
8
Buri
Ö
Ö
Ö
0
Ö
Ö
Ö
Ö
0
Ö
Ö
9
100

Keterangan    (Ö )        Perawat membuat rencana harian
                        ( - )      Perawat tidak membuat rencana harian
                        ( 0 )     Perawat libur
Presentasi RH =            Jumlah RH yg dibuat                      x 100%
                           Jumlah hari dinas pd bulan tersebut

  1. Rencana bulanan
a.       Rencana bulanan karu
Setiap akhir bulan Kepala Ruangan melakukan evaluasi hasil keempat pilar atau nilai MPKP dan berdasarkan hasil evaluasi tersebut kepala ruangan akan membuat rrencana tindak lanjut dalan rangka peningkatan kualitas hasil. Kegiatan yang mencakup rencana bulanan karu adalah:
·         Membuat jadual dan memimpin case conference
·         Membuat jadual dan memimpin pendidikan kesehatan kelompok keluarga
·         Membuat jadual dinas
·         Membuat jadual petugas TAK
·         Membuat jadual dan memimpin rapat bulanan perawat
·         Melakukan jadwal dan memimpin rapat tim kesehatan
·         Membuat jadwal supervisi dan penilaian kinerja ketua tim dan perawat pelaksana
·         Melakukan audit dokumentasi
·         Membuat laporan bulanan
Contoh Rencana Bulanan Kepala Ruangan dapat dilihat pada Tabel I.5.

b.      Rencana bulanan ketua tim
Setiap akhir bulan ketua tim melakukan evaluasi tentang keberhasilan kegiatan yang dilakukan ditimnya. Kegiatan-egiatan yang mencakup rencana bulanan katim adalah:
·         Mempresentasikan kasus dalam case conference
·         Memimpin pendidikan kesehatan kelompok keluarga
·         Melakukan supervisi perawat pelaksana
Contoh Rencana Bulanan Ketua Tim dapat dilihat pada Tabel I.6.


Tabel I.5. Rencana Bulanan Kepala Ruangan


 

RENCANA KEGIATAN BULANAN KEPALA RUANGAN MPKP

Bulan  : ______________________

Senin

Selasa

Rabu

Kamis

Jumat

Sabtu

Minggu
1
Rapat Rgn
LapBul

2
Supervisi
Katim
3
Audit dok
4
Supervisi PA
5
Audit dok
6
Penkes Klp Klg
7
8
Rapat koord

9
Supervisi
Katim


10
Audit dok
11
Supervisi PA
12
Audit dok
13
Case Conf
14
15


16
Supervisi Katim

17
Audit dok
18
Supervisi PA
19
Audit dok
20
Penkes Klp Klg
21
22
Menyusun jadwal Dinas

23
Supervisi Katim



24
Audit dok
25
Supervisi PA
26
Audit dok
27
Case Conf
28
29
Rapat Koord

30
Supervisi Katim


31
Audit dok




Mengetahui
Kepala Ruangan



( ……………………..)








Tabel I.6. Rencana Bulanan Ketua Tim


 

RENCANA KEGIATAN BULANAN KETUA TIM MPKP

Bulan  : ______________________
Senin
Selasa
Rabu
Kamis
Jumat
Sabtu
Minggu
1
Rapat Ruangan
2
Supervisi PA
3
Supervisi PA
4
Supervisi PA
5
Supervisi PA
6
Case Conf
Penkes Klg
7
8
Alokasi pasien

9
Supervisi PA
10
Supervisi PA
11
Supervisi PA
12
Supervisi PA
13
Case Conf
Penkes Klg
14
15
Alokasi pasien

16
Supervisi PA
17
Supervisi PA
18
Supervisi PA
19
Supervisi PA
20
Case Conf
Penkes Klg
21
22
Menyusun jadwal dinas Tim
23
Supervisi PA
24
Supervisi PA
25
Supervisi PA
26
Supervisi PA
27
Case Conf
Penkes Klg
28
29
Menyusun Laporan Tim
30
Koordinasi dg Katim menyusun Lap Bln
31
Menyusun Laporan Bulanan




Ketua Tim                                                                                          Kepala Ruangan

( ……………………..)                                                                        ( ………………………)

  1. Rencana tahunan
Setiap akhir tahun kepala ruangan melakukan evalusi hasil kegiatan dalam satu tahun yang dijadikan sebagai acuan rencana tindak lanjut serta penyusunan rencana tahunan berikutnya. Rencana kegiatan tahunan mencakup:
·         Menyusun laporan tahunan yang berisi tentang kinerja MPKP baik proses kegiatan (aktivitas yang sudah dilaksanakan dari 4 pilar praktek professional) serta evaluasi mutu pelayanan
·         Melaksanakan rotasi tim untuk penyegaran anggota masing-masing tim.
·         Penyegaran terkait dengan materi MPKP khusus kegiatan yang masih rendah pencapaiannya. Ini bertujuan mempertahankan kinerja yang telah dicapai MPKP bahkan meningkatkannnya di masa mendatang
·         Pengembangan SDM dalam bentuk rekomendasi peningkatan jenjang karir perawat (pelaksana menjadi katim, katim menjadi karu), rekomendasi untuk melanjutkan  pendidikan formal, membuat jadual untuk mengikuti pelatihan-pelatihan.
PENGORGANISASIAN  DI RUANG MPKP

A.  Pendahuluan

Pengorganisasian adalah  pengelompokan  aktivitas untuk mencapai tujuan, penugasan suatu kelompok tenaga keperawatan, menentukan cara dari pengkoordinasian aktivitas yang tepat, baik vertikal maupun horizontal, yang bertanggung jawab untuk mencapai tujuan organisasi

Pengorganisasian kegiatan dan tenaga perawat di ruang MPKP menggunakan pendekatan Sistem Penugasan Modifikasi Keperawatan Tim-Primer. Secara vertikal ada Kepala Ruangan, Ketua Tim, dan Perawat Pelaksana. Setiap Tim bertanggung jawab terhadap sejumlah pasien. Pengorganisasian di Ruang MPKP terdiri dari:
·         Struktur Organisasi
Struktur organisasi adalah susunan komponen-komponen dalam suatu organisasi (Sutopo, 2000). Pada pengertian stuktur organisasi menunjukkan adanya pembagian kerja dan menunjukkan bagaimana fungsi-fungsi atau kegiatan yang berbeda-beda diintegrasikan atau dikoordinasikan. Struktur organisasi juga menunjukkan spesialisasi pekerjaan
·         Daftar Dinas Ruangan
Daftar yang berisi jadwal dinas, perawat yang bertugas, penanggung jawab dinas/shift.
·         Daftar Pasien
Daftar pasien adalah daftar yang berisi nama pasien, nama dokter, nama perawat dalam tim, penanggung jawab pasien, dan alokasi perawat saat menjalankan dinas di tiap shift.

B. Tujuan  Pembelajaran

Setelah mempelajari modul ini diharapkan saudara mampu :

a.       Menyusun struktur organisasi di MPKP
b.      Menyusun jadual dinas
c.       Menyusun daftar alokasi asuhan keperawatan pasien

C. Struktur Organisasi Ruang MPKP

Struktur organisasi Ruang MPKP menggunakan sistem penugasan Tim-primer keperawatan. Ruang MPKP dipimpin oleh Kepala Ruangan yang membawahi dua atau lebih Ketua Tim. Ketua Tim berperan sebagai perawat primer membawahi beberapa Perawat Pelaksana yang memberikan asuhan keperawatan secara menyeluruh kepada sekelompok pasien. Struktur Organisasi tersebut dapat digambarkan dalam bentuk bagan (Bagan 1.1).




Bagan 1.1.  Struktur Organisasi Ruangan MPKP


 




















1. Mekanisme Pelaksanaan Pengorganisasian di Ruang MPKP
a.       Kepala ruangan membagi perawat yang ada menjadi 2 Tim dan tiap tim diketuai masing-masing oleh seorang ketua Tim yang terpilih melalui test.
b.      Kepala Ruangan bekerja sama dengan Ketua Tim mengatur jadwal dinas (pagi, sore, malam)
c.       Kepala Ruangan membagi klien untuk masing-masing Tim.
d.      Apabila suatu ketika satu Tim kekurangan Perawat Pelaksana karena kondisi tertentu, Kepala Ruangan dapat memindahkan perawat pelaksana dari tim lain ke Tim yang mengalami kekurangan anggota
e.       Ketua Tim menunjuk penanggung jawab shift sore, malam, dan pagi apabila karena sesuatu hal kepala ruangan sedang tidak bertugas. Untuk itu yang dipilih adalah perawat yang paling kompeten dari perawat yang ada. Sebagai pengganti Kepala Ruangan adalah Ketua Tim, sedangkan jika Ketua Tim berhalangan, tugasnya digantikan oleh anggota tim (perawat pelaksana) yang paling kompeten di antara anggota tim.
f.       Ketua Tim menetapkan perawat pelaksana untuk masing-masing pasien.
g.      Ketua Tim mengendalikan asuhan keperawatan yang diberikan kepada klien baik yang diterapkan oleh dirinya maupun oleh Perawat Pelaksana anggota Timnya
h.      Kolaborasi dengan Tim Kesehatan Jiwa lain dilakukan oleh Ketua Tim. Bila Ketua Tim karena suatu hal tidak sedang bertugas maka tanggung jawabnya didelegasikan kepada perawat paling ekspert yang ada di dalam tim
i.        Masing-masing Tim memiliki Buku Komunikasi
j.        Perawat Pelaksana melaksanakan asuhan keperawatan kepada klien yang menjadi tanggung jawabnya

Pelaksanaan struktur organisasi dapat di observasi dengan menggunakan instrumen pada Tabel I.7 :

Tabel I.7. Evaluasi Kegiatan Menyusun Struktur Organisasi

No
Aspek yang di nilai
Dilakukan
Tidak dilakukan
keterangan
01
Menggambarkan kedudukan kepala ruangan



02
Adanya posisi tim I dan II



03
Gambaran jumlah perawat pelaksana



04
Jumlah pasien yang dikelola




Nilai Aktivitas Penyusunan Struktur Organisasi:
Jumlah nilai yg dilakukan    x   100%
                   4

 
Keterangan :
Dilakukan            : 1
Tidak dilakukan  : 0


2. Uraian Tugas ( Job Deskripsi )  Personil  di MPKP

a. Kepala Ruangan
1)      Management Approach:

a) Perencanaan

§  Menyusun visi
§  Menyusun misi
§  Menyusun filosofi
§  Menyusun Rencana Jangka Pendek: Harian, Bulanan, Tahunan
b) Pengorganisasian
§  Menyusun struktur organisasi
§  Menyusun jadwal dinas
§  Membuat daftar alokasi pasien
c) Pengarahan
§  Memimpin operan
§  Menciptakan iklim motivasi
§  Mengatur pendelegasian
§  Melakukan supervisi


d) Pengendalian
§  Mengevaluasi indikator mutu
§  Melakukan audit dokumentasi
§  Melakukan survey kepuasan pasien, keluarga, perawat, dan tenaga kesehatan lainnya
§  Melakukan survey masalah kesehatan/keperawatan

2) Compensatory reward
·         Melakukan penilaian kinerja ketua Tim dan Perawat Pelaksana
·         Merencanakan dan melaksanakan pengembangan staf

3)      Professional relationship
·         Memimpin rapat keperawatan
·         Memimpin konferensi kasus
·         Melakukan rapat timkesehatan
·         Melakukan kolaborasi dengan dokter

4)      Pasien care delivery
·         Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan konsep diri ; harga diri rendah
·         Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien risiko perilaku kekerasan
·         Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien Isolasi sosial
·         Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien gangguan persepsi sensori: halusinasi
·         Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien gangguan proses piker: waham
·         Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien risiko bunuh diri
·         Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien defisit perawatan diri

b.  Ketua Tim

1)      Management Approach
a)      Perencanaan
§  Menyusun rencana jangka pendek (Rencana Harian, Rencana Bulanan)
b)      Pengorganisasian
§  Menyusun jadwal dinas bersama Kepala Ruangan
§  Membagi alokasi pasien kepada Perawat Pelaksana
c)      Pengarahan
§  Memimpin pre conference
§  Memimpin post conference
§  Menciptakan iklim motivasi di timnya
§  Mengatur pendelegasian dalam timnya
§  Melaksanakan supervisi kepada anggota timnya
d)     Pengendalian
§  Mengobservasi pelaksanaan asuhan keperawatan pada pasien yang dilakukan oleh Perawat Pelaksana
§  Memberikan umpan  balik pada Perawat Pelaksana

5) Compensatory reward
·         Menilai kinerja perawat pelaksana

6)      Professional Relationship
·         Melaksanakan konfrensi kasus
·         Melakukan kolaborasi dengan dokter

7)      Patient Care Delivery
·         Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien gangguan konsep diri harga diri rendah
·         Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien risiko perilaku kekerasan
·         Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien Isolasi sosial
·         Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien gangguan persepsi sensori: halusinasi
·         Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien gangguan proses piker: waham
·         Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien risiko bunuh diri
·         Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien defisit perawatan diri

d.      Perawat pelaksana

1. Perencanaan
·         Menyusun rencana jangka pendek (Rencana Harian,)

2. Patient Care Delivery
·          Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien gangguan konsep diri harga diri rendah
·         Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien risiko perilaku kekerasan
·         Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien Isolasi sosial
·         Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien gangguan persepsi sensori: halusinasi
·         Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien gangguan proses pikir: waham
·         Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien risiko bunuh diri
·         Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien defisit perawatan diri


2. Daftar Dinas Ruangan

Daftar dinas disusun berdasarkan Tim, dibuat dalam 1 minggu sehingga perawat sudah mengetahui dan mempersiapkan dirinya untuk melakukan dinas. Pembuatan jadual dinas  perawat dilakukan oleh kepala ruangan pada hari terakhir minggu tersebut untuk jadwal dinas pada minggu yang selanjutnya bekerja sama dengan Ketua Tim.  Setiap tim mempunyai anggota yang berdinas pada pagi, sore dan malam, dan yang lepas dari dinas ( libur ) malam hari dan yang libur.  Contoh Daftar Dinas seminggu dapat dilihat pada table I.8.

Tabel I.8. Daftar Dinas Ruangan Disusun Berdasarkan Tim
No

Nama Petugas

Sn

Sl

Rb

Km

Jm

Sb

M

Sn





1

2

3

4

5

6

7

8

1

Karu

P

P

P

P

P

P

L

P



Tim I









2

Katim

P



P


P

P

P

P

L

P

3
PA. A
M
M
M
M
-
L
P
P
4

PA. B

P

P

P

P

L

S

P

S

5

PA. C

S

L

S

S

S

S

S

L

6

PA .D

S*

S*

S*

L

M*

M*

M*

M

7

PA. E

p

S

L
S

S

S

S

S*



Tim II









8

Katim

P
P
P
P
P
P
L
P
9

PA. F

S
S
S
S*
L
P
P
P
10

PA G

M*
M*
M*
M*
-
L
P
P

11

PA H

P
P
P

P

P

L

S

S

13

PA I

P

P

P

L

S*
S*

S*

S

14

PA.J

S

S
S
L

M
M

M

M*


å Pagi   
7
6
6
5
4
4
4
6

å Sore   
4
3
4
3
3
5
4
4

å Malam
2
2
2
2
2
2
2
2

Keterangan:  
P  :      Pagi      S    : Sore     M : Malam    L: Libur                *   :  Penanggung  jawab


Daftar dinas dapat dievaluasi  dengan menggunakan instrumen pada table I.9.

Tabel I.9. Evaluasi Kegiatan Penyusunan Daftar Dinas Ruangan MPKP


No
Aspek yang dinilai
Dilakukan
Tidak dilakukan
Ket
01
Menggunakan format yang disediakan



02
Tercantum nama-nama perawat per Tim



03
Tergambar adanya penanggung jawab harian



04
Susunan dinas pership, pagi, sore dan malam



05
Jadual dibuat untuk satu bulan



Keterangan :
Dilakukan : I
Tidak dilakukan :  0
Nilai Aktivitas Penyusunan Daftar Dinas:
Jumlah nilai    x   100%
       5

3. Daftar Pasien

Daftar pasien adalah daftar sejumlah pasien yang menjadi tanggung jawab tiap Tim selama 24 jam. Setiap  pasien mempunyai perawat yang bertanggung jawab secara total selama dirawat dan juga setiap shift dinas. Dalam daftar pasien tidak perlu mencantumkan diagnosa dan alamat agar kerahasiaan pasien terjaga. Daftar pasien dapat juga menggambarkan tanggung jawab dan tanggung gugat perawat atas asuhan  keperawatan pasien sehingga terwujudlah  keperawatan pasien yang holistik. Daftar pasien juga memberi informasi bagi kolega kesehatan lain dan keluarga  untuk berkolaborasi tentang perkembangan dan perawatan pasien. Daftar pasien di ruangan diisi oleh Ketua Tim sebelum operan dengan dinas berikutnya dan dapat dimodifikasi sesuai kebutuhan. Contoh daftar pasien dapat dilihat pada Tabel I.10.







Tabel I.10. Daftar Pasien Ruangan MPKP



No
Nama Pasien
Nama Dokter
Nama Katim
PP
Pagi
Sore
Malam
7/2-06
6/2-06
6/2-06

1
2
3
4
5
6
7
Tim I
Ferri
Zulkifi
Arman
Bary
Dullah
Achmad
Polan


Dr. Citra
Dr. Citra
Dr. Akbar
Dr. Akbar
Dr. Pudi
Dr. Anton
Dr Joni


Hartini
Hartini
Hartini
Hartini
Hartini
Hartini
Hartini


Tono
Ujang
Henny
Ulfa
Tito
Pustie
Hartini

Tono
Tono*
Henny
Henny*
Tito
Tito*
Hartini


Ulfa*
Ulfa*
Pustie*
Ulfa
Pustie*
Pustie
Pustie*

Ujang*
Ujang
Ujang*
Ujang*
Ujang*
Ujang*
Ujang*
No
Tim II















Alokasi pasien terhadap perawat yang dinas pagi, sore atau malam dilakukan oleh Ketua Tim berdasarkan jadwal dinas. Kegiatan ini dilakukan sebelum operan dari dinas pagi ke dinas sore. Contoh di atas  menunjukkan:
  • Dinas pagi tanggal 7 Februari 2006 adalah Tono, Henny, Tito, dan Hartini. Tono merawat Ferri sebagai penanggung jawab dan merawat Zulkifli sebagai perawat asosiet karena Ujang yang bertanggung jawab sedang dinas malam
  • Dinas sore tanggal 6 Februari 2006  adalah Ulfa dan Pustie
  • Dinas malam tanggal 6 Februari 2006 adalah Ujang
Daftar pasien dapat di observasi dengan menggunakan instrumen pada Tabel I.11.

 

Tabel I.11. Evaluasi Daftar Pasien MPKP

No
Aspek yang Dinilai
Dilakukan
Tidak Dilakukan
1
Tercantum nama pasien tiap tim


2
Tercantum nama Ketua Tim


3
Tergambar nama perawat pelaksana


4
Tergambar perawat asosiet (PA)


5
Tercantum nama dokter yang merawat


6
Tergambar perawat dinas pagi, sore, malam


7
Tercantum tanggal, bulan, dan tahun



Keterangan :
Dilakukan        : 1        Tidak dilakukan  : 0
Nilai Aktivitas Penyusunan Daftar Pasien:
   Jumlah nilai yang dilakukan    x   100%
             6


 PENGARAHAN PELAYANAN KEPERAWATAN

DI RUANG MPKP


A. Pendahuluan


Pengarahan adalah langkah keempat dari fungsi manajemen, yaitu penerapan perencanaan dalam bentuk tindakan dalam rangka mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan sebelumnya. Istilah lain yang digunakan sebagai padanan pengarahan adalah pengkoordinasian, pengaktifan. Apapun istilah yang digunakan pada akhirnya akan bermuara pada “melaksanakan” kegiatan yang telah direncanakan sebelumnya. (Marquis & Houston, 1998)

Dalam pengarahan, pekerjaan diuraikan dalam tugas-tugas yang mampu kelola, jika perlu dilakukan pendelegasian. Untuk memaksimalkan pelaksanaan pekerjaan oleh staf, seorang manajer harus melakukan upaya-upaya(Marquis & Houston, 1998) sebagai berikut:
  1. Menciptakan iklim motivasi
  2. Mengelola waktu secara efisien
  3. Mendemonstrasikan keterampilan komunikasi yang terbaik
  4. Mengelola konflik dan memfasilitasi kolaborasi
  5. Melaksanakan sistem pendelegasian dan supervisi
  6. Negosiasi

Di ruangan MPKP pengarahan diterapkan dalam bentuk kegiatan-kegiatan sebagai berikut:
  1. Menciptakan budaya motivasi
  2. Manajemen waktu: Rencana Harian
  3. Komunikasi efektif, melalui kegiatan:
    1. Operan antar shift
    2. Pre conference tim
    3. Post conference tim
  4. Manajemen konflik
  5. Pendelegasian dan supervisi

B. Tujuan

Setelah mempelajari modul ini diharapkan mampu:
  1. Menciptakan iklim motivasi
  2. Menerapkan manajemen waktu
  3. Melaksanakan komunikasi yang efektif
  4. Melaksanakan pendelegasian
  5. Melaksanakan supervisi 






C. MENCIPTAKAN BUDAYA MOTIVASI


1. Pengertian


Motivasi adalah perilaku yang ditunjukkan oleh seseorang individu untuk memuaskan kebutuhannya. Karena kebutuhan manusia bervariasi , maka motivasi memiliki rentang yang sangat luas. Pemenuhan kebutuhan individu merupakan salah satu cara memotivasi ( Marquis & Houston, 1998).

Iklim motivasi dapat ditumbuhkan melalui kegiatan berikut ( Marquis & Houston, 1998):
  1. Memberikan harapan yang jelas kepada staf dan mengkomunikasikan harapan tersebut secara efektif
  2. Bersikap fair dan konsisten terhadap semua staf
  3. Membuat keputusan yang bijaksana
  4. Mengembangkan konsep kerja kelompok
  5. Mengintegrasikan kebutuhan dan keinginan staf dengan kebutuhan dan tujuan organisasi
  6. Mengenali staf secara pribadi dan membiarkan staf mengetahui  bahwa pimpinan mengetahui keunikan dirinya
  7. Menghilangkan blok tradisionil antara staf dengan pekerjaan yang telah dikerjakan
  8. Memberikan tantangan kerja sebagai kesempatan untuk mengembangkan diri
  9. Melibatkan staf dalam pengambilan semua keputusan
  10. Memastikan bahwa staf mengetahui alasan di belakang semua keputusan dan tindakan
  11. Memberikan kesempatan kepada staf untuk membuat penilaian sesering mungkin
  12. Menciptakan hubungan saling percaya dan saling tolong dengan staf
  13. Memberi kesempatan staf untuk mengontrol lingkungan kerjanya
  14. Menjadi role model bagi staf
  15. Memberikan reinforcement sesering mungkin

2. Penciptaan Iklim Motivasi di MPKP


Di Ruang MPKP penciptaan iklim motivasi diterapkan dengan cara sebagai berikut:
  1. Budaya pemberian reinforcement positif
Reinforcement positif adalah upaya menguatkan perilaku positif dengan memberikan reward. Reward yang diberikan di MPKP adalah pemberian pujian yang tulus. Masing-masing staf dibudayakan untuk memberikan pujian yang tulus di antara mereka terhadap kinerja dan penampilan.
  1. Doa bersama sebelum memulai kegiatan.
Doa bersama dilakukan setiap pergantian dinas. Setelah selesai operan semua staf berkumpul untuk melakukan ritual doa bersama sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing. Dengan berdoa diharapkan timbul self awareness dan dorongan spiritual.
  1. Memanggil staf secara periodik untuk mengenal masalah setiap personil secara mendalam dan membantu penyelesaiannya.
Kepala Ruangan perlu berkomunikasi secara intensif dengan semua staf baik Ketua Tim maupun perawat pelaksana untuk mempererat hubungan dengan semua staf, memahami problematika masing-masing sehingga pendekatan kepada staf disesuaikan dengan kepribadian masing-masing. Hal ini diharapkan dapat memacu motivasi staf perawat yang bekerja di MPKP.
  1. Manajemen Sumber Daya Manusia melalui penerapan pengembangan jenjang karir dan kompetensi (Lihat Modul Compensatory Reward)
  2. Sistem reward yang fair sesuai dengan kinerja (Lihat Modul Compensatory Reward)

3. Evaluasi Aktivitas Menciptakan Iklim Motivasi

Aktivitas menciptakan iklim motivasi dievaluasi oleh  Kepala Ruangan dan Ketua Tim setiap 6 bulan sekali (per semester) dengan menggunakan instrumen self evaluasi pada Tabel 1.12

Tabel I.12. Instrumen Evaluasi Penciptaan Iklim Motivasi


Nama Kepala Ruangan           : ……………………
Tanggal                                   : …………………...
Jawablah pernyataan-pernyataan berikt ini dengan memberi tanda Ö pada kolom sebelah kanan masing-masing pernyataan pada kolom:
·         4:  Jika Anda Selalu mengerjakan isi pernyataan
·         3:  Jika Anda Sering mengerjakan isi pernyataan
·         2:  Jika Anda Kadang-kadang mengerjakan isi pernyataan
·         1:  Jika Anda Tidak pernah mengerjakan isi pernyataan


No

Kriteria

4

3

2

1
1
Anda memberi harapan yang jelas kepada staf




2
Anda bersikap fair dan konsisten terhadap semua staf




3
Anda mengembangkan konsep kerja kelompok




4
Anda mengintegrasikan kebutuhan staf dengan kebutuhan organisasi




5
Anda memberikan tantangan kerja sebagai kesempatan untuk mengembangkan diri




6
Anda melibatkan staf dalam pengambilan keputusan




7
Anda memberikan kesempatan kepada staf menilai dan mengontrol pekerjaannya




8
Anda menciptakan hubungan saling percaya dan menolong dengan staf




9
Anda menjadi role model bagi staf




10
Anda memberikan reinforcement (pujian)





Sub total





Total


             Total nilai
Nilai = --------------  X 100                               Nilai: ……….                      
                    56


B. MANAJEMEN WAKTU


1. Pengertian

Manajemen waktu adalah penggunaan secara optimal waktu yang  dipunyai. Tahapan manajemen waktu meliputi tiga tahapan yaitu:
  1. Membuat perencanaan waktu dan membuat prioritas
  2. Melengkapi prioritas tertinggi kapan saja memungkinkan, menyelelesaikan tugas sebelum memulai tugas yang lain
  3. Membuat prioritas ulang berdasarkan informasi yang diterima

2. Penerapan Manajemen Waktu di MPKP

Dalam MPKP manajemen waktu diterapkan dalam bentuk penerapan rencana kerja harian yaitu suatu bentuk perencanaan kerja melalui jadwal kerja yang disusun secara berurutan yang disusun sebelum pekerjaan tersebut dilaksanakan. Rencana harian dibahas secara detail dalam Modul Perencanaan.

3. Evaluasi Aktivitas Manajemen Waktu

Aktivitas manajemen waktu dievaluasi melalui instrumen perencanaan (Modul I-A)


C. PENDELEGASIAN


1.      Pengertian


Pendelegasian adalah melakukan pekerjaan melalui orang lain. Dalam organisasi pendelegasian dilakukan agar aktivitas organisasi tetap berjalan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan

Pendelegasian dilaksanakan melalui proses:
  1. Buat rencana tugas yang perlu dituntaskan
  2. Identifikasi keterampilan dan tingkat pendidikan yang diperlukan untuk melaksanakan tugas
  3. Pilih orang yang mampu melaksanakan tugas yang didelegasikan
  4. Komunikasikan dengan jelas apa yang akan dikerjakan dan apa tujuannya.
  5. Buat batasan waktu dan monitor penyelesaian tugas
  6. Jika bawahan tidak mampu melaksanakan tugas karena menghadapi masalah tertentu, manajer harus bisa menjadi model peran dan menjadi nara sumber untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi
  7. Evaluasi kinerja setelah tugas selesai
  8. Pendelegasian terdiri dari tugas dan kewenangan

2. Penerapan Pendelegasian di MPKP


Delegasi dilaksanakan di MPKP dalam bentuk pendelegasian tugas oleh  Kepala Ruangan kepada Ketua Tim, Ketua Tim kepada Perawat Pelaksana. Pendelegasian dilakukan melalui mekanisme pelimpahan tugas dan wewenang. Pendelegasian tugas ini dilakukan secara berjenjang. Penerapannya dibagi menjadi 2 jenis  yaitu pendelegasian terencana dan pendelegasian insidentil.

Pendelegasian terencana adalah pendelegasian yang secara otomatis terjadi sebagai konsekuensi sistem penugasan yang diterapkan di ruang MPKP. Bentuknya adalah:
  1. Pendelegasian tugas Kepala Ruangan kepada Ketua Tim untuk menggantikan tugas sementara karena alasan tertentu
  2. Pendelegasian tugas Kepala Ruangan kepada Penanggung Jawab Shift
  3. Pendelegasian Ketua Tim kepada Perawat Pelaksana dalam pelaksanaan tindakan keperawatan yang telah direncanakan

Pendelegasian insidentil terjadi apabila salah satu personil ruang MPKP berhalangan hadir maka pendelegasian tugas harus dilakukan. Dalam hal ini yang mengatur pendelegasian adalah Kepala Seksi Perawatan, Kepala Ruangan, Ketua Tim atau Penanggung Jawab Shift, tergantung pada personil yang berhalangan. Mekanismenya sebagai berikut:
  1. Bila Kepala Ruangan berhalangan, Kepala Seksi menunjuk salah satu Ketua Tim untuk menggantikan tugas Kepala Ruangan
  2. Bila Ketua Tim berhalangan hadir maka Kepala Ruangan menunjuk salah satu Anggota Tim (perawat pelaksana) menjalankan tugas Ketua Tim
  3. Bila ada perawat pelaksana yang berhalangan hadir sehingga satu tim kekurangan personil maka Kepala Ruangan/Penanggung Jawab Shift berwenang memindahkan perawat pelaksana dari tim lain masuk tim yang kekurangan personil tersebut atau Katim melimpahkan pasien kepada perawat pelaksana yang hadir.

3. Prinsip-prinsip Pendelegasian Tugas di MPKP

  1. Pendelegasian tugas yang terencana harus menggunakan format pendelegasian tugas
  2. Personil yang menerima pendelegasian tugas adalah personil yang berkompeten dan setara dengan kemampuan yang digantikan tugasnya
  3. Uraian tugas yang didelegasikan harus dijelaskan secara verbal terinci, disertai tertulis
  4. Pejabat yang mengatur pendelegasian tugas wajib memonitor pelaksanaan tugas dan menjadi rujukan bila ada kesulitan yang dihadapi
  5. Setelah selesai pendelegasian dilakukan serah terima tugas yang sudah dilaksanakan dan hasilnya.
Contoh Surat Pendelegasian Tugas terencana dapat dilihat pada Tabel I.13.










Tabel I.13.  Surat Pendelegasian Tugas



SURAT PENDELEGASIAN TUGAS

Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama       : ……………………………
NIP          : ……………………………
Unit kerja : ……………………………
Jabatan     : …………………………...
Menyatakan tidak dapat melaksanakan tugas sebagai ………………………….. pada:
Hari, tanggal  : ………………………..
Demi kelancaran pelaksanaan tugas tersebut, saya mendelegasikan pelaksanaan tugas beserta kewenangannya kepada:
Nama        : ……………………………..
NIP           : ……………………………..
Unit Kerja : …………………………….
Jabatan      : …………………………….
Demikian surat pendelegasian ini saya buat dengan sungguh-sungguh.

Jakarta, ………………. 2006
Yang mendelegasikan tugas                                           Penerima Delegasi


( ………………………….)                                         ( ……………………)




4. Evaluasi  Penerapan Pendelegasian Tugas

Pendelegasian tugas di MPKP dievaluasi dengan menggunakan instrumen (Tabel 1.14) yang diisi oleh seluruh staf perawat dengan cara self evaluasi

Tabel 1.14. Instrumen Evaluasi Pelaksanaan Pendelegasian

Petunjuk:
Jawablah pernyataan-pernyataan berikut ini dengan memberi tanda Ö pada kolom sebelah kanan masing-masing pernyataan pada kolom skor:
·         4: Jika Anda Sangat Setuju terhadap isi pernyataan
·         3: Jika Anda Setuju dengan isi pernyataan
·         2: Jika Anda Tidak setuju dengan isi pernyataan
·         1: Jika Anda Sangat Tidak Setuju terhadap isi pernyataan


No

Kriteria
Skor
4
3
2
1
1
Pendelegasian dilakukan kepada staf yang memiliki kompetensi yang dibutuhkan dalam menjalankan tugas




2
Tugas yang dilimpahkan dijelaskan sebelum melakukan pendelegasian




3
Selain pelimpahan tugas, kewenangan juga dilimpahkan




4
Waktu pendelegasian tugas ditentukan




5
Apabila yang melaksanakan tugas mengalami kesulitan, Kasie, Karu, Katim memberikan arahan untuk mengatasi masalah




6
Ada evaluasi setelah selesai tugas dilaksanakan





Sub Total





Total skor


                  Total skor
Nilai = ----------------------   X 100
                        24

D. SUPERVISI

1.      Pengertian

Supervisi atau pengawasan adalah proses memastikan kegiatan dilaksanakan sesuai dengan tujuan organisasi dengan cara melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan kegiatan tersebut. Supervisi dilakukan untuk memastikan kegiatan yang dilaksanakan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.

Supervisi dilaksanakan oleh orang yang memiliki kemampuan yang mumpuni dalam bidang yang disupervisi. Dalam struktur organisasi, supervisi biasanya dilakukan oleh atasan terhadap bawahan atau konsultan terhadap pelaksana. Dengan supervisi diharapkan kegiatan yang dilakukan sesuai dengan tujuan organisasi, tidak menyimpang dan menghasilkan keluaran (produk) seperti yang diinginkan.

Supervisi tidak diartikan sebagai pemeriksaan atau mencari kesalahan, tetapi lebih kepada pengawasan partisipatif yaitu mendahulukan penghargaan terhadap pencapaian atau hal positif yang dilakukan dan memberikan jalan keluar untuk hal yang masih belum dapat dilakukan. Dengan demikian bawahan tidak merasakan bahwa ia sekedar dinilai akan tetapi dibimbing untuk melakukan pekerjaannya secara benar.


2.      Penerapan Supervisi di MPKP

Di MPKP kegiatan supervisi dilaksanakan secara optimal untuk menjamin kegiatan pelayanan di MPKP sesuai dengan standar mutu professional yang telah ditetapkan. Supervisi dilakukan oleh perawat yang memiliki kompetensi baik dalam manajemen maupun asuhan keperawatan serta menguasasi pilar-pilar profesionalisme yang diterapkan di MPKP. Untuk itu pengawasan berjenjang dilakukan sebagai berikut:
a.       Kepala Seksi Keperawatan atau Konsultan melakukan pengawasan terhadap Kepala Ruangan, Ketua Tim, dan Perawat Pelaksana
b.      Kepala Ruangan melakukan pengawasan terhadap Ketua Tim dan Perawat Pelaksana
c.       Ketua Tim melakukan pengawasan terhadap Perawat Pelaksana

Materi supervisi atau pengawasan disesuaikan dengan uraian tugas dari masing-masing staf perawat yang disupervisi. Untuk Kepala Ruangan materi supervisi adalah kemampuan manajerial dan kemampuan dalam asuhan keperawatan. Ketua Tim disupervisi terkait dengan kemampuan pengelolaan di timnya dan kemampuan asuhan keperawatan. Sedangkan perawat pelaksana disupervisi terkait dengan kemampuan asuhan keperawatan yang dilaksanakan.

Agar supervisi dapat menjadi alat pembinaan dan tidak menjadi momok bagi staf maka perlu disusun standar penampilan yang diharapkan dari masing-masing staf yang sudah dipahami oleh staf dan jadwal pasti dalam supervisi. Contoh jadwal supervisidapat dilihat pada Tabel 1.15

Tabel 1.15. JADWAL SUPERVISI RUANG ………………


No
Waktu
Supervisor
Yang Disupervisi
Materi Supervisi
1
6/3-06
Karu
Katim I
Memimpin Pre conference
2
6/3-06
Karu
Katim II
Memimpin Pre conference
3
7/3-06
Katim I
PA: Ujang
Askep: halusinasi
4
7/3-06
Katim II
PA: Paulin
Askep: PK

3. Evaluasi Aktivitas Supervisi

Aktivitas supervisi dievaluasi oleh Kepala Ruangan dan Ketua Tim yang melakukan supervisi dengan self evaluation. Instrumen dapat dilihat pada Tabel 1.16.



Tabel 1.16.  Instrumen Evaluasi Aktivitas Supervisi

Petunjuk:
Jawablah pernyataan-pernyataan berikt ini dengan memberi tanda Ö pada kolom sebelah kanan masing-masing pernyataan pada kolom skor:
·         4: Jika Anda Sangat Setuju terhadap isi pernyataan
·         3: Jika Anda Setuju dengan isi pernyataan
·         2: Jika Anda Tidak setuju dengan isi pernyataan
·         1: Jika Anda Sangat Tidak Setuju terhadap isi pernyataan


No

Kriteria
Skor
4
3
2
1
1
Supervisi disusun secara terjadwal




2
Semua staf mengetahui jadwal supervisi yang dilaksanakan




3
Materi supervisi dipahami oleh supervisor maupun staf




4
Supervisor mengorientasikan materi supervisi kepada staf yang disupervisi




5
Supervisor mengkaji kinerja staf sesuai dengan materi supervisi




6
Supervisor mengidentifikasi pencapaian staf dan memberikan reinfrocement




7
Supervisor mengidentifikasi aspek kinerja yang perlu ditingkatkan oleh staf




8
Supervisor memberikan solusi dan role model bagaimana meningkatkan kinerja staf




9
Supervisor menjelaskan tindak lanjut supervisi yang telah dilaksanakan




10
Supervisor memberikan reinforcement terhadap pencapaian keseluruhan staf





Sub Total





Total


                                                  Total
Nilai aktivitas supervisi: ----------------------  X 100
                                        40

 

D. KOMUNIKASI EFEKTIF


1.      Pengertian

Berkomunikasi merupakan salah satu fungsi pokok manajemen khususnya pengarahan. Setiap orang berkomunikasi dalam suatu organisasi. Komunikasi yang kurang baik dapat mengganggu kelancaran organisasi dalam mencapai tujuan organisasi. Komunikasi adalah proses tukar-menukar pikiran, perasaan, pendapat dan saran yang terjadi antara dua manusia atau lebih yang bekerja bersama.



2. Penerapan Komunikasi di MPKP

Beberapa bentuk komunikasi di ruang MPKP
a.       Operan yaitu komunikasi dan serah terima antara shift pagi, sore dan malam. Operan dari dinas malam ke dinas pagi dan dari dinas pagi ke dinas sore dipimpin oleh kepala ruangan , sedangkan operan dari dinas sore ke dinas malam dipimpin oleh penanggung jawab shift sore.
b.      Pre Conference yaitu komunikasi katim dan perawat pelaksana setelah selesai operan untuk rencana kegiatan pada shift tersebut yang dipimpin oleh Katim atau Pj Tim. Jika  yang dinas pada tim tersebut  hanya satu orang, maka pre conference ditiadakan. Isi pre conference adalah rencana tiap perawat (rencana harian), dan tambahan rencana dari Katim atau PJ tim.
c.       Post Conference yaitu komunikasi Katim dan Perawat Pelaksana tentang hasil kegiatan sepanjang shift dan sebelum operan kepada shift berikut. Isi post conference adalah: hasil Askep tiap perawat dan hal penting untuk operan (tindak lanjut). Post conference dipimpin oleh Katim atau PJ tim.

Tabel 1.17. Pedoman Operan antar Shift


PEDOMAN OPERAN

Waktu Kegiatan          : Awal pergantian shift (pukul 07.30, 14.00, 21.00)
Tempat                        : Nursing Station/Kantor Perawat
Penanggung Jawab     : Kepala Ruangan/PJ Shift
Kegiatan :
1.      Karu/Pj shift membuka acara dengan salam
2.      PJ shift  yang mengoperkan menyampaikan:
a.       Kondisi/keadaan pasien: Dx keperawatan, Tuk yang sudah dicapai, tindakan yang sudah dilaksanakan, hasil asuhan
b.      Tindak lanjut untuk shift berikutnya
3.      Perawat shift berikutnya mengklarifikasi penjelasan yang sudah disampaikan
4.      Karu memimpin ronde ke kamar pasien
5.      Karu merangkum informasi operan, memberikan saran tindak lanjut
6.      Karu memimpin doa bersama dan menutup acara
7.      Bersalaman

 






Tabel 1.18. Pedoman Pre Conference



PEDOMAN PRE CONFERENCE


Waktu Kegiatan    : Setelah operan
Tempat                  : meja masing-masing tim
Penanggung jawab: Ketua Tim/Pj Tim
Kegiatan:
1.      Katim/Pj Tim membuka acara
2.      Katim/Pj Tim menanyakan rencana harian masing-masing perawat pelaksana
3.      Katim/PJ Tim memberikan masukan dan tindak lanjut terkait dengan asuhan yang diberikan saat itu
4.      Katim/PJ Tim memberikan reinforcement
5.      Katim/Pj Tim menutup acara


Tabel 1.19. Pedoman Post conference



PEDOMAN POST CONFERENCE


Waktu Kegiatan    : sebelum operan ke dinas berikut
Tempat                  : meja masing-masing tim
Penanggung jawab: Ketua Tim/Pj Tim
Kegiatan:
  1. Katim/Pj Tim membuka acara
  2. Katim/Pj Tim menanyakan hasil asuhan masing-masing pasien
  3. Katim/Pj Tim menanyakan kendala dalam asuhan yang telah diberikan
  4. Katim/Pj Tim menanyakan tindak lanjut asuhan pasien yang harus dioperkan kepada perawat shift berikutnya
  5. Katim/Pj Tim menutup acara








3. Evaluasi Pelaksanaan Aktivitas Komunikasi di MPKP

Aktivitas komunikasi di MPKP dievaluasi oleh seluruh staf perawat MPKP. Evaluasi dilakukan tiap bulan dengan menggunakan format sesuai Tabel 1.20.

Tabel 1.20. Instrumen Evaluasi Aktivitas Komunikasi

Petunjuk:
Jawablah pernyataan-pernyataan berikt ini dengan memberi tanda Ö pada kolom sebelah kanan masing-masing pernyataan pada kolom skor:
·         4: Jika Anda Selalu melaksanakan isi pernyataan
·         3: Jika Anda Sering melaksanakan isi pernyataan
·         2: Jika Anda Kadang-kadang melaksanakan isi pernyataan
·         1: Jika Anda Tidak pernah melaksanakan isi pernyataan


No

Kriteria
Skor
4
3
2
1
1
Operan dilaksanakan setiap pergantian dinas




2
Pre conference dilakukan di tiap tim sebelum mulai dinas




3
Post conference dilakukan setelah selesai memberikan asuhan di tiap tim





Sub Total





Total

         
                                              Total Skor
Nilai aktivitas komunikasi: ---------------- X 100
                                                    12

E. MANAJEMEN KONFLIK


1. Pengertian


Konflik adalah perbedaan pandangan atau ide antara satu orang dengan orang yang lain. Dalam organisasi yang dibentuk dari sekumpulan orang yang memiliki latar belakang yang berbeda konflik mudah terjadi. Demikian juga di Ruang MPKP konflik pun bisa terjadi. Untuk mengantisipasi terjadinya konflik maka perlu dibudayakan upaya-upaya mengantisipasi konflik dan mengatasi konflik sedini mungkin di ruang MPKP.

Cara-cara penanganan konflik ada beberapa macam, meliputi:
  1. Bersaing
  2. Berkolaborasi
  3. Menghindar
  4. Mengakomodasi
  5. Berkompromi

Mengatasi konflik dengan bersaing adalah penanganan konflik di mana seseorang  atau satu kelompok berupaya memuaskan kepentingannya sendiri tanpa mempedulikan dampaknya pada orang lain atau kelompok lain. Cara ini kurang sehat apabila diterapkan karena bisa menimbulkan potensi konflik yang lebih besar terutama pada pihak yang merasa dikalahkan. Untuk itu organisasi sebaiknya menghindari metode penyelesaian konflik jenis ini.

Berkolaborasi adalah upaya yang ditempuh untuk memuaskan kedua belah pihak yang sedang berkonflik. Cara ini adalah salah satu bentuk kerja sama. Berbagai pihak yang terlibat konflik didorong menyelesaikan masalah yang mereka hadapi dengan jalan mencari dan menemukan persamaan kepentingan dan bukan perbedaan. Situasi yang diinginkan adalah tidak ada satu pihakpun yang dirugikan. Istilah lain cara penyelesaian konflik ini disebut juga win-win solution.

Menghindar adalah cara menyelesaikan konflik di mana pihak yang sedang berkonflik mengakui adanya konflik dalam interaksinya dengan orang lain tetapi menarik diri atau menekan konflik tersebut (seakan-akan tidak ada konflik atau masalah). Cara ini tidak dianjurkan dalam upaya penyelesaian konflik karena masalah mendasar tidak diselesaikan, penyelesaian yang terjadi adalah penyelesaian semu. Untuk itu tidak dianjurkan organisasi untuk menggunakan metode ini.

Akomodasi adalah upaya menyelesaikan konflik dengan cara salah satu pihak yang berkonflik menempatkan kepentingan pihak lain yang berkonflik dengan dirinya lebih tinggi. Salah satu pihak yang berkonflik mengalah kepada pihak yang lain. Ini suatu upaya lose – win solution. Upaya penyelesaian konflik dengan akomodasi sebaiknya juga tidak digunakan terlalu sering karena kepuasan tidak terjadi secara penuh dan bisa menimbulkan potensi konflik di masa mendatang.

Kompromi adalah cara penyelesaian konflik di mana semua pihak yang berkonflik mengorbankan kepentingannya demi terjalinnya keharmonisan hubungan dua belah pihak tersebut. Dalam upaya ini tidak ada salah satu pihak yang menang atau kalah. Ini adalah lose-lose solution di mana masing-masing pihak akan mengorbankan kepentingannya agar hubungan yang dijalin tetap harmonis.

2. Penerapan Manajemen Konflik di MPKP


Upaya mengatasi konflik yang diterapkan di MPKP adalah upaya yang win-win solution. Suatu upaya berkolaborasi. Untuk itu pembudayaan kolaborasi antar staf menjadi prioritas utama dalam menyelenggarakan pengelolaan ruangan MPKP.

Pendekatan penyelesaian konflik yang ditempuh adalah dengan pendekatan penyelesaian masalah (problem solving) yang meliputi:
  1. Mengidentifikasi akar permasalahan yang terjadi dengan melakukan klarifikasi pada pihak yang berkonflik
  2. Mengidentifikasi penyebab timbulnya konflik
  3. Mengidentifikasi alternatif-alternatif penyelesaian yang mungkin diterapkan
  4. Memilih alternatif penyelesaian terbaik untuk diterapkan
  5. Menerapkan solusi pilihan
  6. Mengevaluasi peredaan konflik

Bila pendekatan internal yang telah dilakukan untuk menyelesaikan konflik yang terjadi belum berhasil maka Kepala Ruangan dapat berkonsultasi dengan Kepala Seksi Perawatan atau Konsultan. 

3. Evaluasi Penerapan Aktivitas Penyelesaian Konflik

Aktivitas penyelesaian konflik dievaluasi oleh seluruh staf keperawatan MPKP. Evaluasi dilakukan dengan menggunakan instrumen pada Tabel I.21.

Tabel 1.21. Instrumen Evaluasi Penyelesaian Konflik

Petunjuk:
Jawablah pernyataan-pernyataan berikt ini dengan memberi tanda Ö pada kolom sebelah kanan masing-masing pernyataan pada kolom skor:
·         4: Jika Anda Sangat Setuju terhadap isi pernyataan
·         3: Jika Anda Setuju dengan isi pernyataan
·         2: Jika Anda Tidak setuju dengan isi pernyataan
·         1: Jika Anda Sangat Tidak Setuju terhadap isi pernyataan


No

Kriteria
Skor
4
3
2
1
1
Komunikasi antar perawat terbuka




2
Konflik diungkapkan secara terbuka




3
Staf saling menghargai pendapat yang lain




4
Semua staf saling mencari solusi menyelesaikan masalah




5
Solusi terbaik yang dipilih adalah yang terbaik untuk semua




6
Bila konflik tidak selesai dikonsultasikan kepada atasan atau konsultan





Sub Total





Total


                                                           Total nilai
Nilai aktivitas mengatasi konflik: -------------------  X  100
                                                               24

Tidak ada komentar:

Posting Komentar