Jumat, 23 November 2012

MANFAAT PROSES KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA




A.      Manfaat Proses Keperawatan Secara Umum :
1.      Untuk menentukan perkembangan kesehatan klien
2.    Untuk menilai efektifitas, efisiensi, dan produktifitas asuhan keperawatan yang diberikan
3.      Untuk menilai pelaksanaan asuhan keperawatan
4.    Sebagai umpan balik untuk memperbaiki atau menyusun siklus baru dalam proses keperawatan
5.    Menunjang tanggung gugat dan tanggung jawab dalam proses keperawatan

B.       Manfaat Proses Keperawatan Jiwa
Ø Bagi Perawat
1.      Peningkatan otonomi, percaya diri dalam memberikan asuhan keperawatan.
a.    Peningkatan otonomi asuhan keperawatan terjadi bila asuhan keperawatan yang diberikan dengan suatu metode yang didasari oleh tanggung jawab dan tanggung gugat berdasarkan kode etik profesi dan standar praktek keperawatan.
b.   Percaya diri, semakin sering seorang perawat melakukan proses keperawatan jiwa maka perawat akan semakin percaya diri dalam memberikan asuhan pada klien, karena telah memiliki pengalaman dan ketrampilan untuk menghadapi berbagai masalah yang dialamai oleh klien.

2.      Tersedia pola pikir/kerja yang logis, ilmiah, sistematis, dan terorganisasi.
Perawat dapat menerapkan pengetahuan berupa konsep / teori, model dan ilmu-ilmu lain untuk menguji kebenarannya saat melaksanakan ketrampilan professional dalam situasi nyata.
Perawat dapat mengembangkan daya kreativitasnya, karena dengan menggunakan proses keperawatan, perawat selalu berfikir kritis, sistematis/berurutan saat menerapkan ketrampilan dalam menyelesaikan masalah keperawatan klien.
Perawat dapat menggunakan pengetahuan dan daya kreativitasnya dengan cara mensintesa pengetahuan, pengalaman dan informasi yang bisa diperoleh dari anggota kelompok keperawatan, nasihat para pakar / sesama rekan / anggota organisasi profesi, dari pengalaman kerja dan kelompok studi.

3.      Pendokumentasian dalam proses keperawatan memperlihatkan bahwa perawat bertanggung jawab dan bertanggung gugat.
Pendokumentasian dalam proses keperawatan memperlihatkan bahwa perawat bertanggung jawab merupakan kegiatan dokumentasi berupa pencatatan dan pelaporan serta memberi perlindungan dan jaminan kepastian hukum bagi klien sebagai penerima asuhan dan perawat sebagai pemberi pelayanan keperawatan dan dapat dipertanggungjawabkan serta dipertanggunggugatkan.

4.      Peningkatan kepuasan kerja.
Asuhan keperawatan yang bermutu dapat meningkatkan kepuasan konsumen, terhindar dari kelalaian dan malpraktek yang dengan sendirinya akan berpengaruh kepada kepuasan kerja perawat secara keseluruhan.

5.      Sarana/wahana desimasi IPTEK keperawatan.
Proses keperawatan dapat mendukung dan member sumbangan dalam pengembangan penelitian ilmu kperawatan, sehingga dapat dikembangakan metode-metode yang baku dalam memberikan asuhan keperawatan

6.      Pengembangan karier, melalui pola pikir penelitian.
Dengan memiliki pola pikir penelitian, perawat dapat melakukan riset-riset yang berguna dan bermanfaat bagi masyarakat/klien atau bagi bidang keilmuan kesehatan, sehingga dengan riset-riset tersebut dapat menunjang pengembangan karir perawat untuk mendapatkan posisi yang tinggi dalam suatu institusi kesehatan.

Ø Bagi Klien
1.      Asuhan yang diterima bermutu dan dipertanggungjawabkan secara ilmiah.
Dengan perawatan yang sistematis dan berdasar ilmiah, sehingga asuhan keperawatan yang diterima oleh klien  akan memiliki standar mutu yang baik karena memiliki standar standar ilmiah yang dapat dipertanggung jawabkan.

2.      Partisipasi meningkat dalam menuju perawatan mandiri (independen care).
Dengan dilakukannya proses keperawatan pada klien, sehingga klien/keluaga dapat melakukan perawatan mandiri dirumah.

3.      Terhindar dari malpraktik.
Dengan proses keperawatan yang berdasarkan sifat ilmiah dan sistematis, kecerobohan/kesalahan-kesalahan dalam proses perawatan tidak akan terjadi, sehingga tidak akan terjadi malpraktik yang merugikan klien

C.       Manfaat Proses Keperawatan Jiwa
Proses Keperawatan Jiwa
1.     Pengkajian. Manfaatnya :
§  Bagi perawat : mendapatkan data klien secara holistic (biologis, psikologis, social, dan spiritual)
Contoh :
ü Aspek biologis : muka merah, pandangan tajam, napas pendek dan cepat, berkeringat, sakit fisik, penyalahgunaan zat, tekanan darah meningkat.
ü Psikologis : Individu yang marah merasa tidak nyaman, merasa tidak berdaya, jengkel, frustasi, dendam, ingin memukul orang lain, mengamuk, bermusuhan dan sakit hati, menyalahkan dan menuntut.
ü Social : menarik diri, penolakan, kekerasan, ejekan, humor.
ü Spiritual : Kepercayaan, nilai dan moral mempengaruhi hubungan individu dengan lingkungan.

Analisa Data. Manfaatnya : Dapat mengidentifikasi data untuk merumuskan maslah keperawatan
Contoh :
ü Semua data yang sudah terkumpul, kemudian dikelompokan menjadi 2 macam yaitu data subjectif  (data yang disampaikan oleh klien atau keluarga) data objektif (data yang ditemukan secara nyata melalui observasi dan pemeriksaan langsung). Data yang sudah dikelompokan kemudian di analisa dengan menggunakan konsep atau teori keperawatan untuk menentukan masalah keperawatan (Depkes RI, 2000: 34-35 )

Pohon Masalah. Manfaatnya : Dapat menggambarkan masalah klien yang saling berhubungan (penyebab, masalah utama, dan akibat)
Contoh :
ü Resiko mencederai diri sendiri, orang lain dan lingkungan
ü Perilaku kekerasan
ü Gangguan konsep diri : harga diri rendah

2.    Perumusan Diagnosa. Manfaatnya : Untuk mengetahui masalah yang dihadapi klien dan yang harus di tangani oleh perawat
Contoh :
ü Diagnosa keperawatan pada klien marah dengan masalah utama perilaku kekerasan adalah Risiko mencederai diri sendiri, orang lain, lingkungan berhubungan dengan perilaku kekerasan

3.    Kriteria Hasil. Manfaatnya : Untuk menilai sejauh mana keberhasilan asuhan keperawatan yang diberikan
Contoh :
ü Klien dapat membina hubungan saling percaya.
ü Klien dapat mengidentifikasi penyebab perilaku kekerasan.
ü Klien dapat mengidentifikasi tanda-tanda perilaku kekerasan.
ü Klien dapat mengidentifikasi perilaku kekekerasan yang biasa dilakukan.
ü Klien dapat mengidentifikasi akibat perilaku kekerasan

4.    Perencanaan. Manfaatnya : Untuk mengetahui tindakan yang akan dilakukan terhadap klien
Contoh : Berupa tindakan konseling, pendidikan kesehatan, perawatan mandiri/ADL, tindakan kolaborasi.

5.    Implementasi. Manfaatnya : Mencapai tujuan dari perencanaan tindakan keperawatan
Contoh : Perawat membuat kontrak, menjelaskan apa yang akan klien  dikerjakan dan peran serta yang diharapkan dari klien, dokumentasikan semua tindakan yang telah dilaksanakan beserta respon klien




6.    Evaluasi. Manfaatnya : Untuk menilai efek dari tindakan keperawatan
Evaluasi dibagi dua jenis :
a.         Evaluasi telah dilaksanakan.  proses (formatif), dilakukan setiap selesai melaks. tindakan keperawatan
b.         Evaluasi hasil (Sumatif), dilakukan dengan membandingkan respon klien dengan tujuan yang telah ditentukan.

Evaluasi dapat dilakukan dengan menggunakan pendekatan SOAP, sebagai pola pikir.
S          :Respon subjektif klien terhadap tindakan keperawatan yang telah dilaksanakan
O        : Respon objektif klien terhadap tindakan keperawatan.yang telah dilaksanakan
A        : Analisa terhadap data subjektif daan objektif untuk menyimpulkan apakah masalah masih ada atau telah teratasi atau muncul masalah baru
P         : Perencanaan tindak lanjut berdasarkan hasil analisa respon klien
















Tidak ada komentar:

Posting Komentar